Mohon tunggu...
Paulus Waris Santoso
Paulus Waris Santoso Mohon Tunggu... lainnya -

aku suka pelangi. dia suka memberi rasa. rasa akan hidup yang beraneka warna. warna-warna indah kebijaksanaan. pelangi kebijaksanaan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Lu Minta apa Ngrampok Sich?

25 Februari 2010   01:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:45 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_81198" align="alignleft" width="300" caption="ilustrasi dari www.images.google.com.au"][/caption] Pernah menjumpai orang meminta tapi gak tahu diri? Dikasih satu, minta lagi yang lain. Dapat dua minta lagi tambahan. Hmmm, empet nggak ngadepin orang kayak gitu. Susahnya orang macam begini nggak bisa kalau disindir. Ga tahu dah, kayaknya perasaannya sudah tumpul.

Lebih parah lagi, kita biasanya nggak bisa bilang TIDAK. Hehehe, jadi ingat kampanyenya pak eSBeYe dulu, katakan TIDAK pada korupsi. Apa itu dijalankan, itu urusan nanti, hehehehe. Lho kok malah ngomongin pak eSBeYe wong ini lagi ngomongin orang yang suka minta sesuatu tapi ga tahu diri.

Ya kita balik lagi aja. Biasanya kita nggak bisa menolak. Ada rasa gimana gitu, masak orang minta dan kita sebenarnya ada kok ditolak. Apalagi kalau yang minta itu kita kenal, sering berjumpa, bahkan kawan di perkumpulan. Duhhh, makin repot deh jadinya.

Sekali lagi susahnya, hehehehe, susahnya kita nggak pernah bisa tegas. Dan nanti kalau ketemu teman yang lain baru kita ngegossip. “Huh, si anu kemarin datang ke rumah, habis deh bunga di kebun gua.” “Sama dong dengan nasib gue. Kemarin si tengil itu datang ke rumah pas gue buat kue. Eeee, gue saja belum ngincipi dia udah habis 4, sambil muji-muji, kok enak ye kuenye. Apa gue ga cengar-cengir aja, huhh dasar!!” kata yang lain menimpali sambil memonyongkan bibirnya.

Hahaha, biasanya kita ngegosipnya hebat banget. Tapi kalau bertemu dengan si tengil yang suka minta dan tak tahu diri itu, kita kehilangan kata. “Lha gimana lho, terkadang itu wajahnya memelas banget.” Kata seorang ibu memberi alasan. “Eh, jangan-jangan itu trik diye kali ye. Jangan-jangan diye emang suka pasang wajah melas dan senyum ramah agar kite orang jatuh hati.” Kata seorang ibu pembuat kue tadi.

“Hmmm, enak ya dia, ga pernah mengeluarkan uang tapi punya apa-apa. Bunga minta sana, kue minta elu, kapan hari dia juga membawa cangkir dari rumah aku. Khan aku baru dapat cangkir baru, ceritanya suami aku dapat undian. Trus dia datang pas aku ngeluarin cangkir lama aku dari lemari. Ehhh, dengan senyum manisnya itu cangkir aku yang masih aku sayang dimintanya. Lha gimana lagi, diabilang, ‘dari pada ga lu pake, gua bawa aja ya, hmmm laki gua pasti suka banget deh dengan cangkir ini, secara biasanya pakai mug’ huh, apa aku ga empet banget tuh.” Ujar seorang ibu seraya memelintir rambutnya yang berwarna pelangi.

Saya hanya diam saja kalau ada yang ngomong begitu. Saya hanya takut, kalau-kalau suatu saat jadi pihak yang butuh sesuatu dan mesti minta-minta. Takut kualat. Takut dikatai, ‘lu minta apa ngerampok sich?’ Ihhh, malu ga sich?

Saya hanya berpikir, jangan-jangan itu sebenarnya watak dasar kita. Karena terbiasa minta-minta terus sama Tuhan, minta ini, minta itu, udah dikasih minta lagi, trus kalau belum dikasih marah-marah, protes, hehehehe. Jadi kebawa dalam hidup. Kepada teman pun jadi lupa membedakan minta ama ngerampok. Duhh, jadi ingat tadi pagi saya juga habis ngerampok Tuhan. “Hmmm, Tuhan sorry ye, lupa.”

Salam,

Melbourne, 25-02-10

Catatan lain yang bisa dikunungi:

1. Melawan kekerasan dengan MAKAN!!!

2. Emang enak dikacangin?!

3. Untung Gua OON!!

4. Menarilah Sayang…

5. Menggendong Setan

6. Sirik Amat Sih Lo!</span>

7. Biar Kecil, tapi Hhmmm DAHSYAT!!!

8. Mirah, Merah, Murah, Marah

9. Mirah Berdaster Biru

10. Mirah Sedang Sedih

Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun