Mohon tunggu...
Paulus Waris Santoso
Paulus Waris Santoso Mohon Tunggu... lainnya -

aku suka pelangi. dia suka memberi rasa. rasa akan hidup yang beraneka warna. warna-warna indah kebijaksanaan. pelangi kebijaksanaan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Banjir Melanda Melbourne, Panas 'membakar' Sydney

4 Februari 2011   20:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:53 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12968515021446308106

[caption id="attachment_87380" align="alignleft" width="600" caption="Banjir di Melbourne (foto oleh John Wilson, www.theage.com.au)"][/caption] Dampak badai Cyclone Yasi rupanya merembet ke Melbourne. Sejak kemarin (04/02) sore hujan lebat terus melanda kota. Hujan yang serupa di daerah tropis ini membuat sejumlah tempat dilanda banjir, bahkan Monash Freeway mengalami kemacetan selama 7 jam. Melbourne yang berada di daerah sub-tropis, 'gugup' saat menerima kiriman hujan tropis. Menurut para ahli, badai yang menghantam daerah Queensland dua hari yang lalu, telah mendorong hujan turun ke selatan. Seperti pagi ini, saat saya menuliskan catatan ini, hujan lebat masih mengguyur kota. Genangan air sungguh merepotkan arus lalu-lintas. Apalagi hujan deras tiba-tiba datang di saat masyarakat beranjak pulang kerja. Penulis juga mengalami kesulitan untuk kembali ke pondokan, karena banyak jalan yang terpaksa ditutup akibat tingginya genangan air. Sekilas kabar dari Queensland Sementara itu akibat badai Cyclone Yasi yang menghantam beberapa kota di daerah utara Queensland seperti Chains, Townsville, dan Tully, telah merusakkan lebih dari 80% sarana dan prasarana kota. Beberapa daerah bahkan kerusakan melebihi 90%, yang artinya tidak bisa ditempati kembali. Hal yang mengharukan adalah bisa dicegahnya korban jiwa. Koordinasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat telah mengindarkan jatuhnya korban meninggal. Bahkan ada bayi yang dilahirkan di penampungan. Dampak yang lebih besar masih akan dirasakan. Kesulitan mencari bahan makanan, terutama sayuran dan buah-buahan akan menghampiri banyak warga Australia, karena selama ini Queensland adalah pemasok bahan makanan bagi masyarakat negeri kangguru ini. Bahkan melonjaknya harga bahan baku sudah terasa di beberapa daerah. Di saat Melbourne menderita karena banjir dan beberapa daerah di Queensland masih berada dalam suasana bencana, Sydney menikmati panas hingga 40 derajat. Panas yang ekstrem seperti itu sejatinya tidak biasa bagi kota terbesar di Australia ini. Apalagi ditunjang kelembaban yang tinggi, maka cuaca tersebut sangat tidak nyaman. Cuaca buruk yang tiba-tiba melanda ini ternyata tidak menyurutkan rasa humor beberapa orang. 'Wah kita kok pindah ke daerah tropis ya?' Kata seorang bapak yang pindah ke Melbourne karena ingin menikmati indahnya cuaca sub-tropis. 'Jangan-jangan garis khatulistiwa akan pindah juga,' tambah istrinya disambut senyum kecut teman-temannya. Semoga cuaca buruk segera berakhir agar kegiatan pemulihan akibat bencana bisa berjalan baik. Salam kedinginan di musim panas, Melbourne, 05/02/11

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun