Mohon tunggu...
Wari Syadeli MSi
Wari Syadeli MSi Mohon Tunggu... Guru - Guru Ngaji dan Pemerhati Sosial

jangan takut berbagi, teruslah berbuat baik walau mendapatkan ujian

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Makna Buah Duren dan Santri

5 Januari 2025   10:43 Diperbarui: 5 Januari 2025   10:43 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : via Jogja keren

Nampaknya hari-hari ini buah duren sedang populer, dijajakan dimana-mana bahkan ramai dibincangkan di grup-grup WA. Buah Duren buah yang kulitnya nampak mengerikan karena tajamnya kulit durian, namun isinya sangat lembut dan nikmat.

Mari kita menggali makna terdalam dari buah yang satu ini, sehingga bisa kita ambil hikmahnya dalam kehidupan kita dari buah yang satu ini.

Kulit duren yang keras, bersisik tajam menggambarkan kokohnya buah ini melindungi buahnya yang sangat lembut, kulit yang keras menggambarkan kesabaran menghadapi kesulitan hidup, kokohnya kulit duren menggambarkan kuatnya tekad.

Buah duren yang bau menyengat bahkan meninggalkan bekas yang tidak mudah hilang menggambarkan kebijaksanaan, pengaruh kuat yang tersimpan lama dibalut kulit, namun setelah kulitnya terbuka menghasilkan harum semerbak, layaknya manusia terbaik yang memberikan manfaat bagi orang lain.

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia" (HR. Ahmad) 

Seperti para santri melalui proses pendidikan yang panjang, mereka hidup tertutup dari madrasah ke madrasah, dari satu guru ke guru yang lain, bila telah matang ia kembali dan mengamalkan ilmunya. Harum kemuliaan dari santri ini semerbak ke seluruh penjuru.

Buah duren tak seperti kulit dan bijinya, buahnya halus dan enak. Duren yang telah matang baunya menyengat dan nampak enak dipandang, hal ini menggambarkan keseimbangan harmoni antara kesulitan hidup dan kebahagiaan. 

Seperti jalan hidupnya para santri baik santri yang tinggal di pondok -pondok modern, apalagi pondok salafiyah (tradisional), hari-hari mereka penuh dengan kemandirian, perlu kerja keras untuk mencapai kematangan. Santri yang telah matang umumnya menapaki jalan gurunya menjadi kiyai dan menjadi guru bagi santri generasi berikutnya.

Meski dalam kesulitan hidup, mereka tak patah arang menghasilkan pencapaian hidup yang terbaik, seperti buah duren yang harum dan enak. Bagi para penggemar duren, buah duren kadang disebut raja buah bahkan ada yang menyebutnya buah surga.

Semoga kita bisa memetik pelajaran dari buah durian. Wassalam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun