Peristiwa pemukulan brutal pemilik toko roti Lindayes di Cakung Jakarta Timur oleh George Sugama Halim anak bos roti adalah perilaku bar-bar yang menggambarkan relasi kuasa yang feodal antara pemilik modal dan karyawan.
Kalimat "Kamu Miskin dan Babu" serta kalimat "Kamu Miskin gak kan bisa penjarakan saya" menunjukan sikap arogan dan kesewenangan keluar dari kebiasaan menindas yang dilakukan oleh keluarga pemilik toko seperti seorang lord menindas vassal (bawahannya).
Budaya Feodalisme ini tumbuh berkembang di Eropa dan dibawa oleh Belanda saat menjajah Indonesia, khususnya Jakarta yang dulu Batavia, etnis China memang mendapatkan privilage dari Belanda sedangkan pribumi berada pada strata sosial paling rendah.
Nampaknya DNA feodalisme itu masih ada namun berubah bentuk menjadi kuasa ekonomi, Sugama sebagai keluarga pemilik modal melakukan tindakan semena-mena, menghina serta memperlakukan karyawan seperti hewan, hilang nilai-nilai kemanusiaan dalam relasi sosial antara karyawan dengan keluarga bos.
Saya menduga peristiwa ini seperti fenomena gunung es, masih ada Sugama lain yang memperlakukan karyawannya dengan tidak baik bahkan menindas, menyiksa bisa jadi tidak membayarkan, bahkan diduga jauh besar.
Perlu ada regulasi yang mengatur pemilik toko untuk tidak melakukan tindakan semena-mena terhadap karyawannya, mengingat Republik ini sudah merdeka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H