Mohon tunggu...
Warid Zul Ilmi
Warid Zul Ilmi Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti dan Perencana Kota

Hallo selamat terhubung dengan saya dan mari kita diskusikan banyak hal tentang kota dan desa ! Saya senang menulis lebih senang lagi jika tulisan tersebut bisa didiskusikan bersama. Lets Connect https://www.linkedin.com/in/waridzulilmi/

Selanjutnya

Tutup

Nature

Peran Anak Muda dalam Menyikapi Krisis Iklim

3 Februari 2023   10:40 Diperbarui: 3 Februari 2023   10:55 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Apakah kamu tahu apa itu Perubahan Iklim? Dan Apakah kamu tahu seberapa mengerikannya? Baiklah, pada tulisan ini saya akan menjelaskan mengenai perubahan iklim, tapi tidak berhenti hanya sampai pemahaman mengenai apa itu perubahan iklim melainkan ajakan untuk teman muda semua memiliki alasan kenapa harus menjadi bagian dari solusi dalam mencegah semakin memburuknya krisis iklim. 

Berdasarkan laporan terakhir dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2022 yang menjelaskan bahwa perubahan iklim terjadi akibat dari kenaikan suhu global yang membuat setiap belahan bumi mengalami kondisi ekstrem yang pada akhirnya merusak ekosistem dan mengganggu baik secara langsung maupun tidak kepada seluruh makhluk hidup yang ada di dalamnya. Seperti meningkatnya bencana hidrometerologi yaitu banjir dan kekeringan, serta non bencana seperti kegagalan panen dan juga peningkatan wabah penyakit. Semua terjadi karena aktivitas manusia yang tidak berimbang membuat ekosistem alam cepat berubah kearah yang lebih berisiko tinggi.

Karena masalah yang sangat besar tidak mungkin diselesaikan sendiri maka perserikatan bangsa-bangsa melalui Conference of Parties (COP) yang secara khusus membahas mengenai isu perubahan iklim dan menghasilkan kesepakatan bersama yaitu target nol emisi bersih pada tahun 2050, dan setengah dari pengurangan emisi harus dilakukan pada tahun 2030 untuk menjaga pemanasan di bawah 1,5°C yang juga sesuai dengan target dari tujuan pembangunan berkelanjutan pada tujuan ke-13 mengenai aksi iklim. 

Indonesia termasuk negara yang berkomitmen dalam penurunan emisi karbon tersebut dengan National Determinan Carbon (NDC)  target penurunan 29 persen melalui upaya nasional dan 41 persen dengan bantuan internasional melalui lima sektor utama yaitu energi, pertanian, kehutanan, industrial processes, production use, dan limbah. Hal tersebut diduga juga akan memberikan efek pada pertumbuhan ekonomi dunia karena barang produksi dengan label rendah emisi akan mengalami kenaikan permintaan (Krishnan et al., 2022).

Jika kita sandingkan isu tersebut dengan kondisi demografi di Indonesia sampai tahun 2022 total penduduk kita mencapai 275 juta jiwa dengan proporsi anak muda lebih dari 50 persen rata-rata diusia 29 tahun (BPS, 2021; worldometers, 2022). Berdasarkan hal tersebut kita dapat pahami bersama bahwa anak muda memiliki peran penting dalam penurunan emisi karbon dan menekan terjadinya kenaikan suhu global secara masif. Oleh karena itu setiap sektor yang melibatkan anak muda di dalamnya harus dipenuhi dengan upaya dalam menekan emisi. Memiliki kesadaran penuh adalah modal utama dan keterpedulian untuk terus melakukan sesuatu secara masif dalam menurunkan emisi wajib dilakukan. 

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan bijak dalam berkonsumsi, dengan sadar bahwa sumber terbesar peningkatan gas rumah kaca adalah 50-55% gas metana dan 40-45% gas CO2 yaitu dari sampah makanan (United Nation, 2018), dan kita ketahui bersama Indonesia merupakan penyumbang sampah makanan terbesar di Asia Tenggara dengan total 20,9 juta ton/tahun (Tirto, 2022 ; Beritasatu, 2022). Sehingga yang kita bisa lakukan bersama adalah dengan mengurangi sampah secara mandiri, bijak dalam penggunaan sampah plastik sekali pakai, mengkonsumsi makanan rendah karbon seperti sayuran dan umbi-umbian dengan tidak menyisakan makanan, dan mulai mengkampanyekan kepada keluarga dan kolega, secara langsung maupun melalui media sosial. Dengan begitu kita bisa menekan sampah dan potensi kenaikan suhu global melalui aksi iklim secara masif dari anak muda untuk kita semua. 

Beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam bijak berkonsumsi dan bisa mengurangi sampah makanan dengan cara pertama memperhatikan ketersediaan bahan makanan yang kamu miliki sehingga kamu bisa membeli sesuai kebutuhan dan tidak kalap, kedua jangan lupa check tanggal kadaluarsa makanan yang akan kamu beli dan sesuaikan dengan jadwal menu harian kamu agar makanan tidak terbuang karena habis masa pakai, ketiga jangan membeli makanan yang rusak karena jangan sampai makanan terbuang karena busuk atau rasanya tidak enak, keempat buatlah porsi makan secukupnya jangan berlebihan sampai kamu bingung cara menghabiskannya, kelima kalau kamu mulai kenyang jangan buang makanan melainkan simpan dan panaskan kembali nanti, keenam melakukan metode FIFO (First in First Out) sehingga kamu punya kebiasaan menggunakan bahan makanan lama dan menaruh yang baru, ketujuh kkamu bisa mendonasikan makaan kamu ke tetangga atau komunitas yang membutuhkan, kedelapan kamu bisa komposkan sisa makanan dan menjadi pupuk untuk memberikan kepada nutrisi bunga dan tumbuhan lain di rumah, kesembilan kalau bahan makanan kamu mulai rusak segera masak dan buat jadi makanan yang bisa tahan lebih lama (Indonesia. Jadi, kesimpulannya perhatikan setiap apa yang kamu dapatkan lalu perlakukan dengan bijak dari mulai mempersiapkan hingga pengolahan akhir, kalau kamu sudah paham dan selesai membaca artikel ini, yuk mulai menerapkannya dikedhidupan sehari hari dan jangan lupa share! 

Referensi:

  • BPS Indonesia (2021). Statistik Pemuda Indonesia 2021. BPS. Jakarta.
  • Berita Satu. (2022). Data: Indonesia Salah Satu Penghasil Sampah Makanan Terbesar (beritasatu.com). Diakses pada tanggal 29 November 2022 pukul 10.00 WIB.
  • United Nation. (2018). Food and Climate Change: Healthy diets for a healthier planet (United Nation Website) https://www.un.org/en/climatechange/science/climate-issues/food Diakses pada tanggal 29 November 2022 pukul 10.00 WIB.
  • IPCC (2022). Climate Change 2022: Impacts, Adaptation and Vulnerability. Contribution of Working Group I to the Sixth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change. https://www.ipcc.ch/report/ar6/wg2/.
  • Krishnan, M., Samandari, H., Woetzel, J., Smit, S., Pacthod, D., Pinner, D., Nauclér, T., Tai, H., Farr, A., Wu, W., & Imperato, D. (2022). The net-zero transition. McKinsey & Company, January, 1–64.
  • World Meters. (2022). Real Count Indonesian Population - https://www.worldometers.info/world-population/indonesia-population/ Diakses pada 30 November 2022 Pukul 10.26 WIB.
  • Tumpukan Sampah Makanan Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara (tirto.id) Diakses pada tanggal 29 November 2022 pukul 10.00 WIB.
  • Indonesia Chef Association. (2020). 10 Langkah Utama Mengurangi Food Waste - https://indonesianchefassociation.com/article/content/10-langkah-utama-mengurangi-food-waste/ Diakses pada 29 November 2022 pukul 10.28 WIB.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun