Metrologi is Sexy ada pendapat umum yang mengatakan demikian, faktanya memang ada banyak hal yang perlu di explore seputar metrologi legal sehingga masyarakat bisa mengenal lebih dekat serta mendapatkan informasi yang memadai tentang apa itu metrologi dan kemetrologian.
Standart Ukur adalah Senjatanya Penera
Jabatan Fungsional Penera adalah petugas dari unit metrologi legal (UML) yang memiliki kompetensi sebagai pegawai berhak untuk melakukan kegiatan tera dan tera ulang alat ukur takar timbang dan perlengkapannya (UTTP). Dalam melaksanakan pengujian dibutuhkan standart ukur yang sesuai dan tertelusur kebenarannya. Misalnya dalam peneraan pompa ukur bahan bakar minyak (PUBBM) penera menggunakan standart ukur besaran volume yang bernama Bejana Ukur Standart (BUS) Kapasitas 20 Liter. Bejana Ukur tersebut harus terkondisi dengan baik serta dilakukan verifikasi setiap tahunnya dengan menggunakan standart ukur minimal satu tingkat diatasnya baik secara gravimetrik maupun secara volumetrik.
Dalam kegiatan tera di Pasar Tradisional juga dibutuhkan standart ukur besaran massa yang biasa disebut anak timbangan (AT) atau ada yang menyebutnya sebagai timbel atau batu. Dengan kata lain standart ukur merupakan senjata utama bagi penera dalam melaksanakan tugasnya.
Bidur, Batu Timbang Khusus untuk Peneraan Timbangan Jembatan
Diantara standart ukur metrologi legal (SUML) baik itu besaran massa maupun besaran volume terdapat sebuah standart yang unik, bersifat khusus serta mempunyai sebutan yang berbeda dari standart lainnya.
Standart yang dimaksud merupakan anak timbangan kapasitas 25 Kg dan 20 Kg yang biasanya disebut sebgai BIDUR yang digunakan untuk pengujian timbangan yang memiliki kapasitas besar. Bidur tersebut biasanya digunakan untuk menguji timbangan sentisimal dan timbangan elektronik dengan kapasitas besar yang digunakan dalam proses produksi di pabrik/industri.
Secara Khusus Bidur digunakan dalam peneraan timbangan jembatan atau kadang masyarakat menyebutnya sebagai timbangan truk yang umumnya memiliki kapasitas penimbangan diatas 50 Ton bahkan ada beberapa industri yang memiliki timbangan jembatan dengan kapasitas 80 Ton dan 100 Ton dimana dalam proses tera ulangnya menggunakan bidur 10% dari kapasitas maksimal.
Jadi untuk pengujian timbangan jembatan dengan kapasitas 80 Ton dibutuhkan Bidur 10% x 80 Ton = 8 Ton, jika sebuah batu timbang yang bernama bidur tersebut beratnya 25 Kg maka dalam peneraan tersebut membutuhkan 8.000 Kg/25 Kg = 320 buah bidur.
Bisa diibayangkan betapa beratnya proses pengujian yang dilakukan dengan menggunakan bidur karena membutuhkan tenaga khusus yang sudah terlatih untuk membantu beberapa pengujian di beberapa titik yang meliputi pengujian kebenaran, pengujian eksentrisitas (uji pojok) dan pengujian repeatability (uji kemampuan ulang).