Mohon tunggu...
wargalokal
wargalokal Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

suka melihat cerita dari sudut pandang berbeda, penggemar berbagai pengetahuan dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Simpati vs Empati, Apa Sih Bedanya?

10 Januari 2023   09:38 Diperbarui: 10 Januari 2023   09:47 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Simpati dan empati adalah dua konsep yang sering digunakan secara bergantian, tetapi sebenarnya memiliki makna yang sedikit berbeda.

Simpati berarti merasa menyesal atau prihatin terhadap orang lain yang sedang mengalami masalah atau kesulitan. Ini merupakan respon emosional yang wajar bagi seseorang yang melihat orang lain yang sedang menderita. Orang yang merasa simpati biasanya akan memberikan dukungan moral atau bahkan bantuan praktis kepada orang yang sedang mengalami masalah.

Empati, di sisi lain, adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan emosi orang lain. Ini bukan hanya tentang merasa prihatin terhadap orang lain, tetapi juga tentang mampu memasuki dunia emosional orang lain dan merasakan apa yang mereka rasakan. Orang yang memiliki kemampuan empati akan lebih mampu memahami dan menghargai perasaan orang lain, dan juga mampu memberikan dukungan yang lebih efektif.

Menurut psikolog dan pelopor di bidang emosi, Paul Ekman, Ph.D., tiga jenis empati yang berbeda telah diidentifikasi:

1. Empati Kognitif (Cognitive Empathy)

Juga disebut "pengambilan perspektif," empati kognitif adalah kemampuan untuk memahami dan memprediksi perasaan dan pikiran orang lain dengan membayangkan diri sendiri dalam situasi mereka.

2. Empati Emosional (Emotional Empathy)

Terkait erat dengan empati kognitif, empati emosional adalah kemampuan untuk benar-benar merasakan apa yang dirasakan orang lain atau setidaknya merasakan emosi yang mirip dengan mereka. Dalam empati emosional, selalu ada beberapa tingkat perasaan bersama. Empati emosional dapat menjadi sifat di antara orang-orang yang didiagnosis dengan sindrom Asperger.

3. Empati Welas Asih (Compassionate Empathy)

Didorong oleh pemahaman mendalam mereka tentang perasaan orang lain berdasarkan pengalaman bersama, orang-orang yang berempati dengan penuh kasih biasanya melakukan upaya nyata untuk membantu.

Keduanya memiliki peran penting dalam kehidupan sosial kita. Simpati membantu kita merasa terhubung dengan orang lain dan membantu kita memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan. Empati membantu kita memahami orang lain dan menjadi lebih empati terhadap mereka, yang pada gilirannya dapat memperkuat hubungan kita dengan orang lain.

Namun, ada juga kekurangan dari kedua konsep ini. Simpati seringkali dianggap sebagai respon emosional yang tidak aktif, karena seseorang hanya merasa prihatin tanpa melakukan tindakan apa pun untuk membantu orang yang sedang mengalami masalah. Sementara itu, empati yang terlalu dalam bisa membuat seseorang terlalu terlibat dalam masalah orang lain dan kehilangan objektivitas.

Secara keseluruhan, simpati dan empati adalah dua konsep yang sangat berguna dalam kehidupan sosial kita. Mereka membantu kita merasa terhubung dengan orang lain dan memahami perasaan mereka, yang pada gilirannya dapat memperkuat hubungan kita dengan orang lain. Namun, penting untuk menemukan keseimbangan antara kedua konsep ini agar kita tidak terlalu terlibat dalam masalah orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun