Santri diharapkan mampu menjadi pionir perubahan untuk menciptakan karakter pesantren yang moderat, toleran, dan komitmen cinta Tanah Air.
Hal ini dinyatakan Bupati Sukabumi Marwan Hamami dalam sambutannya sekaligus mewakili Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di peringatan Hari Santri Nasional dalam rangkaian Gebyar Syi'ar Santri Sukabumi Tahun 2018 di Lapangan Alun-Alun Palabuhanratu yang diikuti ribuan santri dari berbagai pasantren yang tersebar di 47 kecamatan, Senin (22/10)
Bupati Sukabumi Marwan Hamami juga menyatakan peringatan Hari Santri Nasional dengan mengusung Tema "Bersama Santri Damailah Negeri" ini juga bagian respon atas kondisi bangsa Indonesia yang kini menghadapi berbagai persoalan, seperti hoaks, ujaran kebencian, polarisasi politik, aksi kekerasan hingga terorisme.
Hari Santri Nasional sendiri lahir atas Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 yang merupakan babak baru dalam sejarah umat Islam Indonesia. "Hari Santri merupakan wujud relasi harmoni antara pemerintah dan umat Islam, khususnya bagi kalangan santri", demikian sambutan Menteri Agama RI Lukman Hakim Saefuddin yang dibacakan Bupati Sukabumi  Marwan Hamami.
Selain itu juga penyerahan piagam kepada santri berprestasi, penekanan bel sebagai tanda dimulainya Gebyar Syi'ar Santri Sukabumi Tahun 2018 dan pelepasan Kirab Jalan Sehat Sarungan 2018.
Hadir pada kesempatan tersebut, anggota DPR RI, jajaran pemerintahan Kabupaten Sukabumi, Pimpinan organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan lainnya serta para alim ulama dan tokoh masyarakat serta tokoh pemuda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H