Sosialisasi Internet Sehat bagi Remaja SMP 1 di Gedung Pusat Pemerintahan Kota Tangerang
Pada pagi yang cerah di Kota Tangerang, sekelompok siswa SMP 1 berkumpul di Gedung Pusat Pemerintahan. Hari itu, 27 Agustus 2024, mereka datang untuk mengikuti sosialisasi internet sehat yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Kota Tangerang. Meski hanya 50 siswa yang hadir, suasana penuh semangat memenuhi ruangan.
Setibanya di lokasi, para siswa disambut dengan ramah oleh panitia. Ruangan yang tertata rapi, dengan layar presentasi besar di depan, mengundang rasa ingin tahu para siswa. Meskipun Kepala Dinas Kominfo, Bapak Rahmat Saputra, tidak dapat hadir, acara tetap berlangsung dengan lancar dan penuh informasi.
Narasumber dari Kominfo memulai sosialisasi dengan memperkenalkan konsep 4 Pilar Literasi Digital yang menjadi fokus utama acara.
- Pilar pertama, Digital Skills, mengajarkan para siswa cara menggunakan teknologi digital dengan efektif dan efisien.
- Pilar kedua, Digital Safety, menekankan pentingnya menjaga keamanan diri saat online, menghindari penipuan dan menjaga privasi.Â
- Pilar ketiga, Digital Culture, mengajak siswa memahami budaya digital yang menghargai perbedaan dan mempromosikan inklusivitas.Â
- Dan terakhir, Digital Ethics, yang mengajarkan etika berinternet, seperti menghormati orang lain dan tidak menyebarkan kebohongan.
Saat membahas Digital Ethics, narasumber mengangkat topik tentang hoaks. Para siswa diajak untuk mengenali ciri-ciri berita palsu, seperti judul yang sensasional, sumber yang tidak jelas, dan ajakan untuk membagikan informasi secara cepat tanpa verifikasi. Para siswa terlihat serius mendengarkan, beberapa bahkan mencatat poin-poin penting.
Kemudian, narasumber membahas fenomena yang cukup menggelitik sekaligus memprihatinkan. Indonesia dikenal sebagai negara dengan netizen paling tidak sopan di Asia Tenggara. Fakta ini muncul dari laporan Microsoft yang dirilis beberapa tahun lalu.Â
Ironisnya, ketika laporan tersebut dirilis, netizen Indonesia justru merespons dengan hujatan dan ejekan terhadap Microsoft, hingga membuat perusahaan teknologi tersebut enggan lagi melibatkan Indonesia dalam survei serupa. Para siswa tertawa kecil mendengar cerita ini, tetapi narasumber mengingatkan bahwa kejadian ini adalah contoh buruk yang harus dihindari.
Di akhir acara, para siswa diberikan kaos dan tumbler sebagai tanda terima kasih atas partisipasi mereka. Namun, lebih dari sekadar hadiah, mereka membawa pulang pengetahuan yang berharga tentang bagaimana menjadi netizen yang lebih baik dan bertanggung jawab. Dengan bekal ini, mereka diharapkan dapat menjadi duta literasi digital di sekolah dan komunitas mereka, menyebarkan pentingnya berinternet dengan etika dan kesadaran.