Mohon tunggu...
Warent Nteguh
Warent Nteguh Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Menulis, Membaca, Travelling, Game

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengatasi Rasa Insecure: Kisah di Balik Kesuksesan Menjadi MC Perpisahan

16 Juni 2024   16:58 Diperbarui: 16 Juni 2024   19:55 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara belum mulai (kesempatan latihan lagi dibalik panggung).

Awalnya, saya adalah seorang yang sangat pemalu dan insecure dalam segala hal. Bahkan ketika hampir semua teman saya tidak memakai masker lagi, saya tetap menggunakan masker bukan untuk alasan kesehatan, tetapi untuk menyembunyikan wajah saya dari orang-orang sekitar. 

Hingga pada saat acara perpisahan sekolah, saya dipilih oleh teman-teman saya untuk menjadi pembawa acara. Sepertinya teman-teman saya sudah bersekongkol untuk ngeprank atau mengerjai saya. Mereka tertawa bahagia saat saya terpilih. Sebenarnya saya ingin menolak. Saya malu, gemetaran, dan takut untuk tampil di depan umum. Namun, mau tidak mau, teman sekelas sudah secara voting memilih saya dari beberapa calon yang diajukan sekolah. Saya tidak bisa menghindar. 

Teman saya Alenna juga merasakan hal yang sama. Saat latihan, saya melihat wajahnya memerah karena malu. Kami masih SD dan teman-teman iseng menjodoh-jodohkan kami. 

Dimulailah sesi latihan bersama Miss Wika dan Ustadz Slamet. Kami, saya dan Alenna, membawakan acara dalam bahasa Inggris. Guru kami dengan sabar mengajarkan bagaimana cara menjadi MC yang baik. Adapun cara menjadi MC yang baik adalah: 

  • Menguasai materi
  • Mengarahkan pandangan ke audiens
  • Tetap percaya diri dan jangan gugup
  • Berbicara dengan jelas, suara tidak boleh terlalu pelan, tapi harus terdengar hingga audiens terjauh
  • Mengambil jeda untuk menarik napas
  • Jangan lupa humor dan senyuman
  • Tetap sopan dengan penampilan terbaik

.
.
Sekolah kami mendirikan tenda luas karena tamu undangan sangat banyak, termasuk beberapa pejabat dari Dinas Pendidikan Kota Tangerang. Saya memakai jas lengkap (pinjaman dari om saya) dan Alenna memakai kebaya. Semua teman kami memakai kaos seragam warna biru, sementara guru-guru mengenakan seragam batik. Sekolah dihias menarik dengan sound system dan panggung yang luas dan kokoh. 

Kami semua menangis saat menyanyikan lagu "Guruku" dan lagu perpisahan, karena ini adalah hari terakhir kami menjadi siswa di sekolah ini. 

Langkah demi langkah, acara berjalan lancar: 

  • Sambutan Ketua Komite
  • Sambutan Ketua Panitia Perpisahan SD
  • Sambutan Ibu Kepala Sekolah
  • Perwakilan Guru
  • Pembacaan Alquran dan Sari Tilawah
  • Pembacaan Puisi
  • Persembahan tari dan seni dari setiap kelas
  • Persembahan tari dari guru-guru
  • Sumbangan lagu dari guru dan siswa
  • Persembahan taekwondo dari peserta ekskul taekwondo
  • Penutupan

Alhamdulillah, kami (saya dan Alenna) dapat menyelesaikan tugas kami dengan baik. Guru-guru dan semua tamu undangan senang dan bangga menjadi bagian dari Sekolah Dubelta (SD NEGERI 12 TANGERANG), yang tahun ini telah dimerger dengan SD Negeri 14 TANGERANG. 

Kami bangga menjadi alumni Dubelta dan siap bergabung ke SDN 14 TANGERANG. Maju terus sekolahku dan pesan buat adik-adik: 

Sukses dan selamat untuk adik-adik dan sukses juga di PPDB SMP. Semoga dapat melanjutkan ke sekolah yang dicita-citakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun