Saya ingin menceritakan pengalaman saya mengikuti pemilihan Duta Anak.
Berawal dari informasi yang beredar di grup WhatsApp sekolah, saya mengetahui tentang ajang kompetisi pemilihan Duta Anak. Di grup WhatsApp sekolah kami, pihak OSIS selalu mengirimkan info-info terbaru mengenai kegiatan positif yang mendukung keberhasilan siswa baik dari segi akademik maupun non-akademik. Saya sangat bangga pada OSIS MPK Nesta.
Singkat cerita, saya dan beberapa teman mencoba mendaftar dengan melengkapi beberapa berkas yang dibutuhkan. Guru-guru kami sangat mendukung. Surat rekomendasi dari sekolah langsung kami dapatkan. Namun, sebelum mengeluarkan surat rekomendasi, guru memastikan kami aktif dalam kegiatan sekolah dan memenuhi beberapa persyaratan lainnya seperti tidak pernah merokok, tidak pernah melakukan bullying, disiplin, taat beribadah, sopan, mandiri, dan mampu bekerja sama dalam kegiatan sekolah, sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
Adapun persyaratan yang dibutuhkan untuk mendaftar sebagai calon Duta Anak adalah sebagai berikut:
1. Kartu identitas anak/akta lahir
2. Kartu keluarga
3. Sertifikat akademik dan non-akademik (bersifat tidak wajib)
4. Surat rekomendasi dari sekolah
5. Surat izin dari orang tua
6. Pakta integritas
7. Artikel mengenai peran forum anak sebagai pelopor dan pelapor (minimal 700 kata, diketik di kertas A4).
Kompetisi pemilihan Duta Anak diwadahi oleh Forum Anak Kota Tangerang (FAKT) dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB). Forum anak adalah wadah bagi anak-anak untuk berkreasi dan menyalurkan aspirasi, sehingga memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar. Ajang pemilihan Duta Anak juga disponsori oleh FAKT, di mana setiap kecamatan akan ada satu perwakilan Duta Anak.
Anak-anak harus terpenuhi hak-haknya. Hak anak meliputi hak untuk tumbuh dan berkembang, hak untuk dilindungi, hak berpartisipasi, hak untuk didengar pendapatnya, serta hak pendidikan, hak kesehatan, hak berkreasi, dan lain-lain.
Selain pemberkasan, kita juga perlu memahami kota tempat tinggal kita. Contohnya, saya senang dengan fasilitas olahraga di kota saya yang luas dan asri, keberadaan taman-taman yang tertata, dan fasilitas-fasilitas umum lainnya yang ramah anak.
Tibalah saatnya wawancara pertama kami di Gedung Nyimas Melati. Rasa deg-degan dari hari-hari sebelumnya langsung sirna setelah bertemu dengan kakak-kakak dari forum anak. Mereka ramah, bersahabat, dan menyenangkan.
Singkat cerita, hari ini sebanyak 52 semifinalis diundang kembali ke Gedung Puspem (Pusat Pemerintahan) Kota Tangerang untuk mempersiapkan dan mendistribusikan isu yang telah dibagikan untuk setiap kelompok. Kami dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok mendapatkan tugas yang berbeda. Kelompok saya yang terdiri dari 4 siswa mendapatkan isu mengenai pusat kreativitas anak.
Kegiatan hari ini meliputi pembekalan dan motivasi dari Ayah (Doktor Nurdin) sebagai Pj. Walikota Tangerang, yang bertema Generasi Muda Harus Siap Menjadi Pelapor dan Pelopor, lalu dilanjutkan dengan pembinaan dari Kak Alya Al-Kautsar, Runner-up Duta Anak Kota Tangerang 2018 dan delegasi Indonesia untuk ASEAN Child Forum 2022. Kak Alya juga merupakan mahasiswi UI jurusan antropologi. Pembinaan dari Kak Alya meliputi apa itu Duta Anak, peran penting Duta Anak, dan tindakan yang sebaiknya dilakukan sebagai Duta Anak. Kami melihat suatu masalah tentang anak dan menemukan solusi dari masalah tersebut.