Mohon tunggu...
Wardinusantara
Wardinusantara Mohon Tunggu... Penulis - Pewarta/Praktisi/Pranata Kehumasan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Wardinusantara, penulis lepas, menyukai jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Potensi Bahari Lombok Jadi Magnet Tingkatkan Sejahterakan Nelayan

11 September 2023   09:55 Diperbarui: 11 September 2023   16:34 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potensi bahari daerah pesisir dikelola dengan baik akan tingkatkan kesejahteraan nelayan/Foto pribadi

Provinsi NTB terdiri atas dua pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa dan ratusan pulau-pulau kecil. Berdasarkan data Bappeda NTB setidaknya terdapat 280 pulau kecil di perairan NTB. Dari 280 pulau yang ada, terdapat 32 pulau yang telah berpenghuni. Sedangkan sisanya pulau kecil yang memiliki potensi pariwisata.

Dalam pemikiran Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Provinsi NTB, H Lalu Hadrian Irfani, keberadaan pulau-pulau kecil di NTB merupakan mutiara tersembunyi. Bukan hanya untuk mendorong branding pariwisata, tetapi juga meningkatkan lapangan kerja dan perekomian di sektor tersebut.

Memang benar, keberadaan pulau-pulau kecil di Lombok, NTB sebagai mutiara tersembunyi menunjukkan kekayaan bahari akan menjadi ironi jika dengan potensi kelautan dan bahari yang besar ternyata kantung pemukiman nelayan masih menyumbang angka kemiskinan cukup besar. Padahal jika dikelola dengan baik potensi ini bisa mengangkat derajat kesejahteraan masyarakat di pesisir dan pulau-pulau kecil.

Selain itu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut angka kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Maret 2023 meningkat jika dibandingkan dengan periode September 2022. Jumlah penduduk miskin di NTB pada Maret 2023 tercatat 751 ribu orang. Bertambah 6 ribu orang dibandingkan September 2022 yang berada di angka 744 ribu orang.

Dalam data disebutkan, profil kemiskinan di NTB didominasi kemiskinan di pedesaan, termasuk kantong nelayan di pesisir dan pulau-pulau kecil. Karena itu akan akan menjadi ironis kalau pesisir dan pulau kecil yang begitu banyak potensinya justru masyarakatnya masih hidup dalam garis kemiskinan.

Karena itu dengan mengajak mengajak generasi muda Lombok, terutama dari daerah pesisir dan pulau kecil untuk bisa ikut peduli dan memberikan kontrobusi pemikiran dan kepedulian mengembangkan potensi ini. Bagaimana generasi muda terutama yang fresh graduate untuk memikirkan pulang dan kembali membangun daerah, bukannya bermimpi berkarir di luar daerah atau Kota Besar.

Dicontohkan, kawasan tiga Gili eksotis di Trawangan, Meno, dan Air, Lombok Utara. Tiga Gili yang sudah kesohor sebagai destinasi wisata internasional itu bisa membuka banyak lapangan kerja, dan perputaran uang luar biasa hanya dari tingginya angka kunjungan wisata.

Gili bisa jadi contoh baik untuk diduplikasi ke pulau kecil lainnya. Ini contoh dari sektor pariwisata, belum lagi potensi perikanan dan kelautannya. Dari sektor pertanian secara luas, subsektor perikanan memiliki potensi besar pula di Lombok dengan pulau-pulau kecilnya. Lalu Hadrian justru menawarkan gagasan mengintegrasikan sektor perikanan dengan pariwisata.

Kawasan pesisir Lombok bagian selatan terkenal sebagai daerah penghasil komoditi benih Lobster dan Lobster dewasa yang nilai ekonomisnya tinggi. Hal ini sebenarnya bisa menggugah inisiatif membangun destinasi wisata bahari di sana, baik dari sisi experience maupun dalam bentuk wisata kuliner laut.

Wisatawan bisa merasakan pengalaman selama berinteraksi dengan nelayan di sana, bagaimana mereka membudidayakan dan memanen Lobster. Kemudian ada juga kuliner kerakyatan yang berbasis hasil laut yang bisa dinikmati di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun