Kekerasan fisik merupakan salah satu bentuk tindakan yang sering kali tidak hanya menyakiti tubuh seseorang, tetapi juga meninggalkan luka mendalam secara psikologis. Kekerasan ini terjadi ketika seseorang menggunakan kekuatan fisik untuk melukai atau mencederai orang lain, baik dalam hubungan pribadi, lingkungan keluarga, maupun masyarakat luas. Fenomena ini dapat dialami oleh siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau status sosial. Â
Kekerasan masa kecil dapat diklasifikasikan dalam ilmu psikologi sebagai pengalaman buruk masa kecil (ACEs) atau pengalaman buruk masa kecil. Ini berdampak pada kemungkinan anak-anak memiliki masalah kesehatan mental dan kecenderungan kekerasan yang tinggi ketika mereka dewasa. Selain itu, masing-masing kasus menunjukkan gejala yang berbeda. Beberapa anak menjadi pendiam, murung, tercekat, nakal, sering menangis, dan ada yang terlihat baik-baik saja, yang sering disalahartikan sebagai penyembuhan trauma yang cepat. Orang tua sering mengabaikan gejala anak yang terkena kekerasan.
    Perilaku kekerasan fisik sering kali muncul karena berbagai faktor, mulai dari masalah emosi, pengaruh lingkungan, hingga ketergantungan terhadap zat terlarang seperti alkohol atau narkoba. Dampaknya tidak hanya terasa pada korban, tetapi juga menyentuh aspek sosial, seperti terganggunya hubungan dengan keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami apa itu kekerasan fisik, apa penyebabnya, serta bagaimana cara mencegahnya agar lingkungan yang aman dan nyaman dapat terwujud.
Metodologi kualitatif yang digunakan dalam artikel ini adalah deskriptif. Metode ini digunakan untuk mendapatkan pemahaman tentang fenomena kekerasan fisik dalam konteks sosial dan psikologis, serta untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi dan menghasilkan fenomena tersebut. Untuk menggali lebih dalam tentang kondisi kekerasan dan peran agama dalam mencegahnya, penelitian ini mencakup studi kasus nyata seperti pembunuhan Ade Sara. Data dikumpulkan melalui analisis literatur dan observasi tentang bagaimana individu berperilaku dan menanggapi kekeras
Kekerasan fisik adalah perilaku yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud untuk menyakiti, melukai, atau merugikan orang lain secara langsung melalui tindakan fisik. Bentuknya dapat berupa memukul, menendang, mencekik, hingga menggunakan benda tajam yang dapat menyebabkan cedera parah atau kerusakan tubuh. Kekerasan semacam ini sering ditemukan dalam berbagai situasi, seperti di dalam rumah tangga, tempat kerja, lingkungan pendidikan, maupun di ruang-ruang publik.
Saat ini, banyak tindak kekerasan yang terjadi di lingkungan masyarakat yang menyebabkan luka pada korban, baik fisik atau mental. Pada umumnya, berbagai macam masalah yang ada di masyarakat yang sangat sulit untuk diselesaikan menyebabkan kekerasan. Jika ada banyak tindak kekerasan di suatu tempat, itu menunjukkan bahwa keadaan di sana tidak baik. Para korban kekerasan harus segera melapor kepada pihak berwajib, lembaga pemerintah, keluarga, atau LSM. Dengan demikian, orang yang melakukan kekerasan dapat segera ditangkap dan dihukum. Salah satu hal yang tidak dibenarkan di dunia ini adalah tindakan kekerasan. Namun, tidak ada salahnya untuk memahami apa itu kekerasan, bagaimana kekerasan muncul,
  Seperti contoh kasus yang di alami salah satu Mahasiswi Universitas Bunda Mulia (UBM). Kasus pembunuhan Ade sara dimana pelaku tersebut adalah mantan kekasihnya sendiri , Ahmad Imam yang berstatus sebagai mantan kekasih korban kemudian  hubungan asmara dengan Assyifa  Elisabeth dan Suroto yang terpukul dengan kematian Ade Sara mulai menemukan titik terang usai polisi meringkus pelaku pembunuhan putrinya Mereka terkejut dengan penangkapan Ahmad Imam Al-Hafitd, yang diduga pelaku mantan pacarnya, Ade Sara Angelina, dengan bantuan pacar barunya, Assyifa Ramadhani. Pembunuhan terjadi pada 3 Maret 2014, ketika Ade Sara dijemput oleh Hafitd dan Assyifa di Stasiun Gondangdia. Dalam mobil, mereka menyiksa Ade Sara hingga tewas akibat kehabisan napas setelah disetrum dan disumpal mulutnya dengan kertas  Motifnya adalah Hafitd membunuh Ade Sara karena sakit hati setelah hubungan mereka berakhir akibat perbedaan agama. Dia merasa tidak terima dan dendam karena Ade Sara tidak mau berkomunikasi lagi. Di sisi lain, Assyifa, pacar baru Hafitd, mengaku terlibat dalam pembunuhan karena cemburu melihat Hafitd masih menghubungi Ade Sara. Keduanya merencanakan tindakan kejam ini yang berujung pada kematian Ade Sara pada 3 Maret 2014 Keduanya dijatuhi Hukuman penjara seumur hidup
Â
Mengapa Cinta Bisa Berubah Menjadi Kekerasan?
Hubungan cinta yang seharusnya penuh kasih sayang dapat berubah menjadi kekerasan karena berbagai alasan, di antaranya: Â
* Ketidakseimbangan Kekuasaan : Salah satu pihak merasa memiliki kendali penuh atas pasangan. Â
* Cemburu Berlebihan: Ketidakmampuan mengendalikan rasa cemburu bisa memicu tindakan kasar. Â
* Trauma Masa Lalu: Pelaku yang pernah mengalami kekerasan cenderung mengulang pola tersebut dalam hubungannya. Â
Mengapa Kita Tidak Boleh Terlalu Percaya pada Pasangan? Â Â Kepercayaan dalam hubungan memang penting, tetapi memberikan kepercayaan secara berlebihan tanpa melihat tanda-tanda bahaya dapat menjadi celah bagi pasangan untuk melakukan manipulasi atau kekerasan. Oleh karena itu, penting untuk tetap waspada dan mengenali batasan dalam hubungan.
Â
Faktor Penyebab Kekerasan Fisik dan Dampaknya beberapa hal yang dapat mendorong seseorang melakukan kekerasan fisik antara lain:
* Masalah Psikologis: Emosi yang tidak stabil atau gangguan mental. Â
* Lingkungan Sosial : Kehidupan di lingkungan penuh kekerasan. Â
* Pengaruh Alkohol atau Narkoba : Zat-zat ini sering menjadi pemicu perilaku agresif. Â
Dampak kekerasan fisik dapat berupa: Â
* Fisik :Cedera ringan hingga serius. Â
* Psikologis : Trauma, stres, dan ketakutan berkepanjangan. Â
* Sosial : Hilangnya kepercayaan diri dan isolasi dari masyarakat. Â
Cara Menghindari Kekerasan Fisik
* Kenali Tanda Awal Kekerasan: Jangan abaikan perilaku kasar sekecil apa pun. Â
* Tetapkan Batasan : Komunikasikan hal-hal yang tidak dapat ditoleransi dalam hubungan. Â
* Cari Pertolongan : Libatkan pihak keluarga, teman, atau lembaga perlindungan jika merasa terancam. Â
Peran Agama dalam Mencegah Kekerasan Fisik  Agama Islam mengajarkan pentingnya kasih sayang dan menghormati pasangan. Sebagaimana yang di sebutkan dalam Al-Qur'an Surat An-Nisa Ayat 19):
Â
Â
Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, maka bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak."
Â
Ayat ini menunjukkan bahwa dalam hubungan, diperlukan sikap saling menghormati dan perlakuan yang baik. Â
Langkah yang Harus Dilakukan Korban Kekerasan Â
Jika Anda menjadi korban kekerasan fisik, berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan: Â
* Lporkan Tindakan Kekerasan: Segera hubungi pihak berwenang atau lembaga perlindungan. Â
* Lindungi Diri : Tinggalkan pelaku kekerasan dan cari tempat aman.
* Pulihkan Mental: Minta bantuan dari psikolog atau konselor untuk mengatasi trauma. Â
Rekomendasi Agar Kasus Kekerasan Berkurang
* Peningkatan Kesadaran : Â Melalui edukasi tentang kekerasan fisik di masyarakat. Â
* Penegakan Hukum yang Tegas : Memberikan efek jera pada pelaku. Â
* Perluasan Layanan Dukungan : Fasilitas seperti rumah aman dan layanan konseling harus tersedia secara luas.
Kekerasan fisik merupakan tindakan yang secara langsung melukai atau mencederai orang lain, dan dapat terjadi dalam berbagai situasi, termasuk dalam hubungan pribadi, keluarga, dan masyarakat. Fenomena ini tidak mengenal batasan usia, jenis kelamin, atau status sosial. Ada banyak faktor penyebab kekerasan fisik, seperti masalah emosional, pengaruh lingkungan, dan penggunaan zat terlarang. Dampak dari kekerasan ini tidak hanya dirasakan oleh korban, tetapi juga mempengaruhi hubungan sosial dan kondisi psikologis.
Kasus pembunuhan Ade Sara oleh mantan kekasihnya, Hafitd, bersama pacar barunya, Assyifa, menunjukkan bagaimana kekerasan fisik dapat muncul dari perasaan sakit hati dan cemburu. Hubungan yang seharusnya penuh kasih dapat berubah menjadi kekerasan karena ketidakseimbangan kekuasaan, kecemburuan yang berlebihan, dan pengalaman traumatis di masa lalu.
Penting untuk mengidentifikasi tanda-tanda awal kekerasan dan menetapkan batasan dalam hubungan. Jika seseorang mengalami kekerasan fisik mereka harus segera melapor kepada pihak berwenang dan mencari tempat yang aman. Agama juga berperan penting dalam mencegah kekerasan dengan mengajarkan nilai-nilai kasih sayang dan saling menghormati antar pasangan.
Untuk mengurangi kasus kekerasan fisik di masyarakat, diperlukan peningkatan kesadaran melalui edukasi, penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku, serta penyediaan layanan dukungan yang lebih luas bagi korban. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan tercipta lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H