Kupang, NTT -- Mahasiswa Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Kupang Angkatan 6 menggelar inovasi pendidikan kesehatan bagi ibu nifas dengan menggunakan media edukasi interaktif. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang Flamboyan, RSUP Dr. Ben Mboi, Kota Kupang, dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu nifas dalam merawat diri serta bayinya. Inovasi ini didampingi langsung oleh dua pembimbing lapangan, Patrisia Dwi Yulianti, A.Md.Keb., dan Marselina Tahun, S.Kep., Ns.
Ketua tim pelaksana, Yohanes Boka, S.Tr.Kep., yang akrab disapa Ward, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mencegah komplikasi pasca persalinan serta mendukung kesehatan ibu dan bayi secara optimal. "Komplikasi pasca persalinan masih menjadi penyebab utama tingginya angka kematian ibu di Indonesia. Berdasarkan laporan SDKI 2017, sekitar 71% ibu bersalin mengalami komplikasi persalinan. Di Nusa Tenggara Timur, angka kematian ibu dan bayi juga masih tinggi, dengan 171 kasus kematian ibu dan 1.139 kasus kematian bayi pada tahun 2022," ungkap Ward.
Kebutuhan Edukasi yang Mendesak
Program edukasi kesehatan bagi ibu nifas sangat penting, terutama dalam memberikan pengetahuan tentang perawatan diri, manajemen laktasi, tanda bahaya postpartum, perawatan bayi baru lahir, hingga kesehatan mental pasca persalinan. Sayangnya, banyak ibu nifas yang belum memiliki akses memadai terhadap informasi ini, terutama mereka yang tinggal di daerah terpencil atau dengan waktu rawat inap singkat di rumah sakit.
Patrisia Dwi Yulianti dan Marselina Tahun menambahkan bahwa edukasi interaktif ini menjadi solusi efektif di era digital. "Media ini memanfaatkan
smartphone, sehingga mudah diakses oleh ibu nifas. Konten meliputi panduan bacaan, video edukasi, dan jurnal maternitas terbaru yang dikemas menarik," ujar keduanya.Media Edukasi Interaktif: Solusi di Era Digital
Pendekatan interaktif yang diterapkan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kupang ini menggunakan tautan dan barcode yang dapat diakses melalui ponsel pintar. Materi mencakup panduan praktis tentang perawatan pasca persalinan, video informatif, serta sumber-sumber ilmiah terbaru terkait maternitas. Media ini dinilai menarik dan relevan dengan kebutuhan era digital.
"Kegiatan ini memberikan pengalaman belajar yang berbeda bagi ibu nifas, sehingga mereka lebih termotivasi untuk memahami cara merawat diri dan bayinya. Selain itu, ada potensi untuk pengembangan lebih lanjut, seperti edukasi pada masa kehamilan, perawatan bayi muda, hingga panduan perawatan pasca nifas di rumah," jelas Marselina Tahun.
Harapan untuk Masa Depan
Program ini melibatkan enam mahasiswa profesi ners bersama kedua pembimbing, dengan harapan dapat menjadi model inovasi edukasi kesehatan yang berkesinambungan. Ward berharap bahwa media ini dapat diperluas penggunaannya di berbagai fasilitas kesehatan untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi.
Dengan semangat inovasi dan kolaborasi, mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kupang menunjukkan bahwa teknologi dapat dimanfaatkan untuk mengatasi keterbatasan akses informasi, membawa perubahan nyata dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak di Nusa Tenggara Timur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H