Mohon tunggu...
Sahro Wardil Lathif
Sahro Wardil Lathif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berisi tulisan tulisan kegelisahan batin, dan pergolakan pemikiran serta action yang bisa ku lakukan

No Wa. 085815760283 Ig: wardil.lathif Fb: Wardil Lathif

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengapa Negara yang Atheis Tidak Ada Kasus Pencurian

24 Juli 2023   05:50 Diperbarui: 24 Juli 2023   14:05 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pinterest.com/hakimshaikh738/

Kemarin Aku mendapatkan pertanyaan unik dari kawan baikku. Menurutnya, banyak filsuf-filsuf itu yang atheis. Lalu apakah belajar filsafat itu menjadikan seperti itu memang? 

Aku pernah mendengar pertanyaan demikian juga yang disampaikan kepada Dr. Fahruddin Faiz, tapi sudah lama sekali aku mendengarnya, dan ku cari sudah tidak ketemu lagi, kalau tidak salah yang ku ingat beliau mengatakan, bahwa lebih banyak orng yang tersadar dengan filsafat beragama menjadi lebih mendalam, karena juga memikirkan segi filosofisnya. Dan pada kenyataannya tidak semua filsuf itu atheis, mungkin fakta ini memang ada tapi itu tidak bisa dijadikan generalisasi untuk filsafat sebagai penyebab orang atheis. Jika memang beragamanya sudah kuat, walaupun ditambah dengan pengetahuan filsafat hasilnya malah lebih mendalam pemikirannya terkait dengan agama. Mungkin ini nanti bisa ditanggapi oleh pembaca yang memang mendalami filsafat, ku persilahkan.

Ini menjadikanku teringat dengan salah satu podcast yang ku dengar dari podcast pak Chandra SB30 bersama Guru Gembul, bahwa ada satu fakta unik bahwa yang kita tahu, Jepang mayoritas adalah atheis. Sedangkan kita, sila pertama Pancasila itu "ketuhanan yang maha esa" dan kita ini adalah bangsa yang berketuhanan. Lalu mengapa negara yang tidak mengakui Tuhan, atheis bahkan, tapi nggak ada kasus-kasus pencurian, sedangkan negara kita ini yang sangat berketuhanan itu kenapa kayaknya curanmor itu hampir tiap hari?

Saya mengutip perkataan Guru Gembul bahwa Pertama, kita tidak bisa mendefinisikan apa itu atheisme. Jadi apa yang terjadi di Jepang itu, atheisme dipahami bahwa mereka itu atheis adalah, orang yang tidak percaya atau tidak memiliki sistem kepercayaan yang khusus dan eksklusif tentang tuhan, tapi bukan berarti mereka atheis mereka tetap berdoa, tapi mereka berdoanya pada siapa? Kalau misalkan ada patung kucing, mereka berdoa di situ. 

Jadi sebenarnya atheisme mereka itu muncul gara-gara mereka terlalu taat beragama, jadi awal mula keruntuhan agama di Jepang itu adalah, Jepang itu selalu menganggap bahwa Kaisar mereka itu adalah dewa keturunan dari Amaterasu Numikami, dan setiap ada serangan yang dilancarkan ke Jepang, maka Dewa mereka itu akan melindungi Jepang, akan melindungi rakyat jepang betul, dan ini terbukti misalkan yang kemudian mereka gaung-gaungkan selama berabad-abad ketika Mongol menyerang dan pasukan samurai Jpang tidak mungkin bisa mengimbangi mereka, pasukan Mongol dihancurkan oleh badai.

Sembilan tahun kemudian, pasukan Mongol menyerang lagi, dan diserang lagi oleh badai, mereka mengatakan ini bukan kebetulan, ini Kamikaze, ini Angin Dewa, ini adalah pelindung kami Amaterasu Nomikami, yang mewujud pada Kaisar kami.

Jadi mereka memuja Kaisar mereka, menyembah Kaisar sebagai Tuhan, Jadi bukan atheis. Mereka percaya bahwa Tuhan mereka menjelma di bumi sebagai Kaisar, dan mereka sumpah setia pada Kaisar, mereka taat luar biasa.

Jadi kata Kaisar "lu bunuh diri sekarang". Mereka akan bunuh diri sekarang, pada waktu itu juga, orang-orang Jepang kan seperti itu. Tapi kemudian mereka runtuh dihancurkan ketika Hiroshima Nagasaki dibom. Jadi mereka tercengang karena terbukti bahwa Tuhan mereka telah dikalahkan. Akhirnya menjadi mereka tidak memiliki sistem kepercayaan, atau tidak memiliki sesuatu yang disembah secara eksklusif, Jadi mereka tidak lagi percaya pada tradisi-tradisi Shinto, mereka tidak lagi percaya pada tradisi Buddhis, tetapi bukan berarti mereka kehilangan spiritual mereka.

Apakah Jepang sekarang atheis, karena menurut Guru Gembul tidak ada kriteria tertentu yang bisa menyebut atheisme itu apa, karena karena Tuhan sendiri tidak bisa didefinisikan, kalau Tuhan tidak bisa didefinisikan, maka sesuatu yang bukan Tuhan juga tidak bisa didefinisikan. Jadi misalkan, kita tidak mungkin menyangkal sesuatu yang tidak bisa saya jelaskan. 

Lalu apakah Indonesia jangan-jangan lebih atheis daripada Jepang? Jadi bisa aja kita Munculkan klausul itu. Jepang ritualnya kuat, tapi spiritualnya tidak, karena ketika ada orang yang beribadah, ketika ada orang yang berpuasa, ketika ada orang yang datang ke tempat ibadah kemudian keluar dari sana mereka korupsi, keluar dari sana mereka nyolong sendal, keluar dari sana mereka menghardik anak-anaknya sendiri, dan sebagainya, artinya tidak ada perwujudan dari pemujaan mereka pada hal-hal yang sakral dan spiritual, jadi apakah itu atheisme? Guru Gembul mengakui tidak bisa menjelaskan.

Lalu bagaimana pendapat pembaca?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun