Mohon tunggu...
Wardhany Dwi
Wardhany Dwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Sociology Student at University of Brawijaya

Only you have to know how hard you work

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Minimnya Edukasi Seksual: Fenomena Having Sex di Masyarakat

3 Desember 2022   21:52 Diperbarui: 4 Desember 2022   18:18 2556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada beberapa kasus, kegiatan having sex dilakukan secara rutin tanpa menggunakan pengaman. Having sex yang dilakukan tanpa menggunakan pengaman akan membawa banyak risiko seperti kehamilan yang tidak direncanakan dan penyakit kelamin. Seseorang yang melakukan hubungan seksual namun tidak menggunakaan pengaman adalah bentuk minimnya pengetahuan seksual.

Pada media sosial tidak jarang penulis menemui banyak cerita pasangan yang melakukan hubungan seksual nemun selalu diakhiri dengan pertanyaan seputar pendidikan seksual. Base twitter digunakan untuk mengirim pesan secara anonim dan bertanya seputar informasi, sedangkan pengirim di base twitter biasanya dikenal dengan sebutan sender merupakan anonim yang tidak diketahui identitasnya. Seperti contohnya salah satu unggahan yang penulis temkan di base twitter setelah having sex dengan pasangan. 

Sumber dokumentasi: Screenshot pribadi penulis
Sumber dokumentasi: Screenshot pribadi penulis

Tweet tersebut mengungkapkan kekhawatiran akan kondisi tubuhnya yang mengalami perubahan setelah melakukan hubungan seksual tanpa pengaman. Dalam tweet anonim itu sender mengeluhkan setelah melakukan sex dengan pasangannya tanpa menggunakan pengaman dan melakukan penetrasi di dalam vagina membuat dirinya merasa lebih mudah lelah dan mual. 

Penulis melihat bahwa sender anonim tweet yang merupakan pihak perempuan bertanya kemungkinan kehamilan dan cara menggunakan testpack. Sender mengaku bahwa sering melakukan hubungan seksual dengan pasangannya menggunakan pengaman. Namun pada kejadian 5 hari yang lalu ia dan pacarnya tidak menggunakan pengaman karena pengaman yang dimiliki robek sehingga tidak bisa digunakan. Tidak adanya pengaman tidak menjadi penghalang ia dan pacar untuk melakukan aktivitas seksual. Sang pacar yang tidak memakai pengaman justru melakukan penetrasi di dalam yang membuat sender merasa khawatir.

Unggahan tweet tersebut lantas memicu timbulnya pendapat kontra dari netizen. Menurut pandangan penulis ketika membaca tweet tersebut muncul banyak pertanyaan, salah satunya adalah apakah ketika melakukan hubungan sex tidak memikirkan risikonya. Mereka melakukan hubungan seksual atas dasar kesenangan dan nafsu semata tanpa memikirkan risikonya. Selain itu, kegiatan seksual tanpa menggunakan pengaman merupakan tindakan yang sangat ceroboh. Sebagai pembaca tweet tersebut, penulis menanyakan sejauh mana pengetahuan tentang proses reproduksi yang diketahui oleh sender, karena proses reproduksi merupakan pengetahuan seksual yang penting. 

Selanjutnya, kasus tentang pengetahuan seksual pada media sosial terkait having sex juga penulis temukan. Seperti contoh unggahan tweet base yang bertanya ketika pertama kali melakukan hubungan seksual apakah mengeluarkan darah dan sakit yang luar biasa. 

Sumber dokumentasi: Screenshot pribadi penulis
Sumber dokumentasi: Screenshot pribadi penulis

Unggahan tweet anonim yang menanyakan seputar pengetahuan seksual semacam itu tidak hanya sekali dua kali muncul di beranda membuat banyak pengguna twitter termasuk penulis merasa geram. Penulis menganggap sender tweet melakukan hubungan seksual tanpa mengetahui dan paham dengan konsep berhubungan seksual juga pendidikan seksual reproduksi. Hal tersebut diperparah ketika penulis mengetahui bahwa sender having sex pertama kali dengan pasangan tanpa adanya ikatan resmi. 

Walaupun merasa kesal atas tweet tersebut, penulis ikut memberikan saran dan opini seperti informasi tentang permasalahan seksual yang dialami. Penulis memberikan penjelasan singkat bahwa tidak semua perempuan ketika berhubungan intim akan pengeluarkan daran dan penting untuk melakukan foreplay sebagai bentuk edukasi. 

Selain itu, tidak jarang penulis menemukan kasus setelah having sex banyak individu mengaku merasa bersalah dan cemas karena pasangannya mengalami perubahan sikap yang membuatnya tidak nyaman.  Tweet yang dikirim sender lain pada base twitter merasa stress akibat pasangannya tidak menghubungi dirinya setelah having sex dan melakukan penetrasi di dalam vagina. Sender dari tweet tersebut merasakan ketakutan apabila pasangannya tidak dapat bertanggung jawab atas perbuatan mereka kalau sampai berakibat pada kehamilan yang tidak diinginkan. Stress, depresi, dan kecemasan juga efek dari having sex bebas tanpa menggunakan pengaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun