Perkembangan fisik adalah perubahan -- perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensorik dan keterampilan motorik (Papalia & Olds, 2001). Perubahan pada tubuh/fisik ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan.
Kuhlen dan Thompson mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu:
- Sistem saraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi;
- Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik;
- Kelenjar Endoktrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis;
- Struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi, berat dan proporsi.
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah parameter yang ditetapkan oleh WHO (Badan Kesehatan Dunia) sebagai perbandingan berat badan dengan kuadrat tinggi badan (Sarwono S, 2001). IMT ditentukan dengan cara mengukur berat dan tinggi badan secara terpisah kemudian nilai berat dan tinggi tersebut dibagikan untuk mendapatkan nilai IMT dalam satuan kg/m2.
Perhitungan IMT dilakukan melalui persamaan:
IMT dibagi menjadi beberapa kategori untuk mengambil data dari responden, kategori tersebut adalah sebagai berikut
Berikut adalah hasil observasi peserta didik kelas 4 di SDN 02 dengan permasalahan yang mendominasi di antara teman-teman kelasnya :
- AA
Berdasarkan hasil observasi perkembangan fisik bahwa Ananda AA dengan umur 10 tahun memiliki tinggi badan 145 cm dan berat badan 32 kg. Perhitungan IMT dihasilkan :
32 : (1,45 x 1,45) = 32 : 2,1025 = 15,219
Hasil dari perhitungan IMT yang didapatkan yaitu 15,219 merupakan tergolong kurang dari 17,0. Jadi dapat disimpulkan bahwa Ananda memiliki Indeks Masa Tubuh kurus. Menurut Sjostrom et al (2011) penyebab kekurangan berat badan antara lain : - Pola hidup dan gaya hidup
- Perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan sangat mempengaruhi jumlah konsumsi makanan dan zat-zat gizi. Kasus kekurusan dapat terjadi karena kurangnya asupan makanan yang dikonsumsi atau kandungan kalori makanan yang dipilihnya rendah. Kebiasaan makanan yang kurang mementingkan lemak dan karbohidrat inilah yang membuat seseorang menjadi kurus.
- Pemahaman diet yang keliru
Selain gaya hidup, diet yang keliru dapat menurunkan berat badan secara drastik sehingga tubuhnya menjadi menjadi kurus. Penyakit bulimia kerap dialami orang yang sengaja memutahkan makanan yang sudah dikonsumsinya.
- Faktor keturunan
Tidak berarti semua orang kurus tidak sehat badanya. Ada yang berpawakan kurus, tapi kesehatanya cukup baik dan energik. Dalam kasus demikian mungkin terjadi karena faktor keturunan. Keturunan berpengaruh terhadap IMT dari sesorang, Beberapa orang mempunyai tubuh yang kurus bukan karena aktivitas atau gizinya yang buruk, tetapi karena keturunan memang struktur anatomi dari orang tersebut kecil atau kururs, ataupun sebaliknya sesorang yang mempunya tubuh yang gemuk juga karena factor keturunan
- Penyakit
Faktor lain adalah mengidap penyakit tertentu yang menyebabkan nafsu makan turun, sehingga asupan energi nya rendah. Mereka yang mengidap penyakit infeksi kronis seperti Tuberkulosis, gangguan hipertiroid dan kanker.
Disarankan kepada Ananda untuk dapat mengatur dan menjaga pola aktivitas fisik, gaya hidup dan hal lain yang mungkin dapat menyebabkan seseorang mengalami penurunan atau peningkatan indeks massa tubuh.