Masih kuat di ingatan betapa kagetnya saya waktu itu saat mengetahui yang sedang berbicara dengan saya di ujung telepon adalah Yovie. Saya bahkan baru bangun tidur ketika mengangkat telepon yang sudah bergetar beberapa kali itu. Memang hanya sekitar 1 menit saya dan Yovie berbincang pendek, tapi bagi seorang penggemar seperti saya dan siapapun yang mendapati dirinya sebagai penggemar sosok tertentu, pasti senang mendapat kesempatan itu. Cerita tentang perbincangan via telepon dengan Yovie di tahun 2011 ini pernah saya uraikan di Kompasiana.
Lalu kesempatan lain datang saat menonton konser KAHITNA di Semarang tahun 2012. Bertemu sejenak dengan KAHITNA seusai konser, saya dan 3 orang penggemar KAHITNA lainnya beruntung bisa makan malam bersama KAHITNA. Saya satu meja dengan kang Hedi Yunus sementara Yovie dan yang lainnya ada di meja belakang saya. Sayang saya tak bisa ikut makan malam sampai tuntas. Kisah inipun pernah saya ceritakan di blog ini.
Dari sedikit pertemuan dan perbincangan singkat dengan Yovie yang cukup berkesan itu saya mengamini bahwa ia memang ramah dan tak terlalu mempedulikan jarak antara dirinya dengan penggemarnya. Saya sering mendengar dan membaca itu dari cerita sejumlah teman soulmateKAHITNA tentang intimnya KAHITNA dengan penggemarnya. Juga keramahtamahan Yovie. yang bisa merangkul siapapun sebagai penggemar mereka. Saya yang lebih banyak menyaksikan Yovie dan KAHITNA lewat TV atau foto teman-teman yang rajin menyaksikan show keduanya di Jakarta hanya bisa membayangkannya. Oleh karena itu saat dikejutkan oleh telepon Yovie dan perbincangan pendek dengannya, bagi saya itu sesuatu yang istimewa dan harus disyukuri. Apalagi belakangan saya tahu jika Yovie dkk termasuk manajemennya kerap membaca tulisan saya tentang KAHITNA di Kompasiana. Hingga suatu hari manajer KAHITNA pun menelepon saya untuk sesuatu yang menarik.Saat saya tak seberuntung penggemar KAHITNA lainnya yang bisa dengan mudah menyaksikan idolanya tampil lalu berfoto bersama usai show, sebaliknya saya bisa mendapatkan sedikit kesempatan yang belum tentu penggemar lain rasakan. Adil.
Yovie Widianto (dokumentasi: soulmateKAHITNA).
Ya, sosok Yovie yang saya ceritakan di atas adalah Yovie Widianto, musisi besar Indonesia sekaligus leader grup KAHITNA. Yovie Widianto yang dikenal sebagai otak di balik sejumlah tembang abadi seperti Cerita Cinta, Cantik, Bila Ku Ingat, Takkan Terganti, Indah Ku Ingat Dirimu, Suratku, Untukku, Tak Sebebas Merpati dan sederet superhits seperti Aku Dirimu Dirinya, Mantan Terindah, Menjaga Hati, Janji Suci, Janji Di Atas Ingkar, Sebatas Mimpi, Bukan Untukku dan masih banyak lagi karyayang semuanya nyaris tak pernah gagal menyentuh hati dan telinga.
Yovie Widianto yang hari ini genap berusia 46 tahun lahir di Bandung pada 21 Januari 1968. Ia adalah adik sepupu dari Elfa Secioria, musisi besar Indonesia yang sering mengharumkan nama bangsa di kompetisi menyanyi Internasional lewat Elfa Music Studio (EMS). Mengenal musik dan piano semenjak remaja Yovie mendalami jazz sebagai akar musiknya. Tak banyak yang tahu memang ia yang kini populer sebagai maestro musik cinta dalam blantika musik pop adalah seorang pemain jazz pada awalnya. Sama halnya banyak orang tak tahu jika KAHITNA yang ia pimpin awalnya adalah band yang memainkan musik fusion jazz.
Besar bersama KAHITNA yang ia bentuk saat masih berumur 18 tahun, Yovie kemudian berkibar sebagai musisi penuh talenta. Ia adalah seorang pencipta lagu yang handal, komposer dan arrangger yang jenius sekaligus produser yang jeli. Belakangan ia juga dikenal sebagai seorang host dan kreator acara televisi Idenesia. Yovie Widianto juga mahir menulis cerpen. Tulisannya itu mengisi kumpulan cerpen Di Antara Kebahagiaan, Cinta dan Perselingkuhan yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama pada 2011 silam (resensinya ada di sini). Kini ia bahkan menjadi penyanyi lewat lagu Seribu Bulan, Sejuta Malam yang diam-diam ia rekam secara istimewa.
Di antara berbagai talenta yang membuat namanya berkibar, Yovie adalah musisi yang handal. Keajaiban sentuhannya dalam menyusun lirik dan meramu musik adalah jaminan lahirnya karya yang bermutu. Sepanjang itu pula ia dikenal sebagai maestro musik cinta yang bertanggung jawab atas kegalauan hati banyak orang yang langsung tersenyum, tertunduk dan menangis setiap menyimak karya-karyanya.
Yovie Widianto adalah satu dari sedikit musisi yang berhasil melakukan migrasi dari genre jazz ke pop tanpa harus mengorbankan idealismenya untuk kemudian sukses besar di genre pop. Yovie pun masih sering memasukkan warna fusion ke dalam komposisi yang dibuatnya bersama KAHITNA. Ia disambut hangat di dua panggung sekaligus. Tak heran jika bersama KAHITNA, Yovie Widianto keraptampil di konser musik pop tapi hari berikutnya berdiri di atas panggung jazz.
Yovie Widianto bersama sejumlah penggemarnya usai penampilan KAHITNA di Malang.
Tak banyak musisi seperti Yovie Widianto yang berhasil memadukan kualitas dan kuantitas dalam berkarya. Lagu-lagu ciptaanya sering dikemas dalam komposisi yang njlimet namun tetap asyik. Banyak musisi yang memilih memangkas kaidah bermusik demi membuat karya yang laku dan nyaman di telinga. Namun Yovie mampu melakukan keduanya. Ia tak pernah meninggalkan kaidah bermusik yang benar dalam membuat lagu. Menariknya lagu-lagu “susah” itu tetap laku keras. Itu sebabnya banyak orang menilai jika lagu-lagu ciptaan Yovie Widianto adalah karya penuh gizi.
Yovie Widianto seperti menciptakan genre musiknya sendiri. Musik pop yang selama ini ia mainkan bersama KAHITNA, Yovie & NUno dan sejumlah solois Indonesia sering disebut “Yovie Banget” sebagai tanda jika karya-karyanya memiliki signature yang kuat. Ada juga yang menyebut gaya bermusiknya sebagai “Pop KAHITNA” atau “Pop Indonesia” sebagai tanda betapa identiknya ia dan musiknya bersama KAHITNA yang berbeda dengan lagu-lagu band pop Indonesia kebanyakan saat ini.
Menekuni jazz sebagai akar musiknya lalu melesat di blantika musik pop membuat khasanah bermusik Yovie Widianto sangat kaya. Ia yang memiliki akun twitter @yoviewidianto dikenal sebagai musisi yang tak mau tunduk pada selera pasar dengan mencari-cari trend yang laku lalu meniru membuat karya yang sejenis. Lebih dari 30 tahun berkarya Yovie Widianto masih tampak memegang teguh pendirian bermusiknya. Sepanjang itupula ia berhasil mempertahankan kaidah musik yang diusungnya. Karya-karyanya yang memenuhi perpustakaan musik Indonesia tak hanya membuat musik Indonesia semakin kaya dan berwarna. Tak berlebihan jika menyebut Yovie Widianto sebagai cendekiawan musik Indonesia. Indonesia pun beruntung memiliki sosoknya, Yovie Widianto dan karya-karya manisnya telah ikut berperan menyumbang serta menjaga wibawa musik Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H