Indonesia memiliki lebih dari 16 juta hektar hutan rawa gambut yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Namun, jumlahnya terus menyusut dari tahun ke tahun. Beberapa hutan rawa gambut juga mengalami degradasi akibat kebakaran yang mudah terjadi.
Padahal, keberadaan hutan rawa gambut memiliki fungsi yang sangat penting. Selain sebagai penghasil oksigen, ekosistem rawa gambut juga dihuni oleh banyak jenis hewan dan tumbuhan yang beberapa di antaranya berstatus langka dan khas.
Jika dikelola dengan benar, hutan rawa gambut juga bisa mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Akan tetapi, hutan rawa gambut memiliki kemampuan regenerasi yang unik sekaligus rentan terhadap perubahan lingkungan dan aktivitas manusia. Oleh karena itu, pelestarian dan perlindungan hutan rawa gambut di Indonesia sangat penting untuk dilakukan.
Untuk mendukung konservasi dan memperbaiki kualitas ekosistem di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu, upaya penghijauan terus dilakukan. Seperti pada Kamis (4/8/2016) lalu dengan menanam bibit pohon Meranti Pirang (Shorea leprosula) di kawasan arboretum PT. Arara Abadi (Sinar Mas Forestry). Kawasan di hutan tanaman industri tersebut merupakan penyangga daerah inti biosfer.
Penaman diikuti oleh sejumlah pemangku kepentingan di Provinsi Riau, termasuk dari unsur swasta, Pemerintah Daerah Siak, Balai Konservasi Sumber daya alam (BKSDA) Riau, serta Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kuok. Dukungan juga datang dari International Tropical Timber Organization (ITTO) dan Japan Agency  for Environmental Bussines. Tak ketinggalan partisipasi volunteer dan siswa-siswi sekolah.
teks dan foto: Hendra Wardhana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H