Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menikmati Lezatnya Makanan Pakai Mata

27 Februari 2014   02:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:26 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Normalnya orang makan menggunakan mulut dengan bantuan tangan atau sendok. Dengan mulut dan lidahlah orang bisa merasakan kelezatan hidangan karena di sana ada bintil-bintil pengecap yang menjadi sensor untuk terbentuknya sensasi rasa. Namun ada cara lain untuk bisa “merasakan” lezatnya makanan tanpa menggunakan mulut dan lidah, yakni dengan mata.

Banyak orang menyebut  “food photography” untuk merujuk cabang fotografi tentang seluk beluk memotret makanan dan proses pembuatannya. Hasil kreasi fotografi makanan banyak digunakan untuk kepentingan iklan makanan dan minuman. Yang paling mudah dijumpai adalah pada spanduk-spanduk rumah makan dan daftar menu.

Fotografi makanan “bertugas” membuat orang tergiur dan segera merasa lapar dengan hanya melihat foto makanan. Dengan cara yang istimewa fotografi makanan bisa mengantarkan rasa dan kelezatan makanan lewat mata. Namun sebagai orang yang hanya suka memotret tanpa banyak skill, juga tak memahami segala macam teori fotografi, saya hanya menyebut foto-foto di bawah ini sebagai “foto makanan”.

Makanan-makanan ini disiapkan untuk dimakan, bukan dipotret.  Namun demikian saya selalu berhasil dibuat lapar setiap kali melihat foto-foto ini kembali. Entah apa yang membuat foto makanan bisa dengan mudah membuat orang lapar. Lezatnya sebuah hidangan bahkan seringkali terasa berkali-kali lipat pada fotonya.

1393417395461329490
1393417395461329490

1393417457648420500
1393417457648420500

Tentu kita sudah sering mengalaminya. Saat memesan makanan dan melihat fotonya pada daftar menu begitu menggiurkan, lalu saat wujud aslinya tiba di depan mata kita menjumpai “bentuk kenikmatan” yang berbeda dengan kelezatan fotonya. Itu karena sebuah foto makanan sering dibuat by design dengan mengatur banyak hal layaknya memotret model. Sementara saat dihidangkan makanan itu tampil lebih apa adanya. Tapi mungkin itulah foto makanan yang berhasil saat lebih lezat dinikmati pakai mata.

1393417535218776765
1393417535218776765

13934175791885873006
13934175791885873006


Sepiring nasi pecel dengan telur ceplok menjadi begitu nikmat dan “mahal” saat dipindahkan ke dalam sebingkai foto. Demikian juga dengan semangkuk mie instan yang jauh dari kriteria hidangan istimewa. Melalui sebuah foto, semangkuk mie instan bisa membuat lidah dan perut bersepakat segera menyantapnya. Bekal makanan dalam tupperware bisa berubah sangat menggiurkan dalam sebingkai foto.

1393417735482539688
1393417735482539688

1393417780335581865
1393417780335581865


Foto makanan juga bisa membuat seseorang mendadak suka terhadap makanan yang tidak sesuai dengan seleranya. Saya bukanlah penikmat Bakmie Jawa. Namun ketika memotret sepiring bakmie pesanan kakak dan melihat hasilnya di layar kamera, mendadak saya ingin mencobanya. Sayapun tidak suka makan roti. Tapi ketika iseng memotret sepiring roti panggang, melihat efek gosong dan lumeran mentega serta taburan gula halusnya saya tergoda untuk menikmatinya sebagai cemilan. Melihat fotonya saja saya merasa roti panggang itu cukup lezat.Sekali lagi sebuah foto berhasil memaksa orang untuk makan.

13934178551400175650
13934178551400175650


Lewat foto, kelezatan makanan tak hanya terlihat saat sudah matang atau saat dihidangkan. Foto proses pembuatan makanan pun sering terasa sangat lezat di mata. Iga sapi yang sedang dibakar dengan lumuran bumbu bahkan lebih menggiurkan dibanding saat ditata di atas piring.

13934179191667688313
13934179191667688313

13934179581944634244
13934179581944634244

1393417996379538792
1393417996379538792


Jika sedang pulang ke rumah saya sering memasak sendiri untuk makan malam. Meski rasa masakan saya masih tak konsisten, tapi lewat foto saya selalu merasa masakan saya sangat nikmat. Seperti sepiring nasi goreng di bawah ini yang saya masak sendiri.

13934180301092704460
13934180301092704460


Sebingkai foto memang hanya benda mati tapi di dalamnya selalu ada rasa. Foto makanan seringkali berhasil “membumbui” makanan biasa menjadi istimewa. Aneh memang, kita bisa merasakan betapa lezatnya sebuah makanan meski kita belum mencicipinya. Saya sering merasa “menyesal” telah memotret makanan-makanan itu karena selalu berhasil membuat lapar sementara di saat yang bersamaan saya harus cukup kenyang hanya dengan memandangi fotonya.

1393418085870701062
1393418085870701062
Selamat Makan!.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun