[caption id="attachment_328580" align="aligncenter" width="630" caption="Kapten Kosim (keempat dari kiri) sedang menjelaskan operasional Kapal Pertamina Gas 2 kepada sejumlah blogger Kompasiana dan media kompas.com di perairan laut Kalbut, Situbondo, Jawa Timur (9/10/2014)."][/caption]
Jangan bayangkan seorang kapten kapal selalu berperawakan kekar, bersuara lantang dan kaku karena Kapten Kosim cenderung kalem dan memiliki pembawaan santai.
Setidaknya itulah kesan singkat yang saya tangkap ketika bersama sejumlah blogger Kompasiana menemuinya langsung di atas kapal tempatnya bertugas di perairan laut Kalbut, Situbondo beberapa waktu lalu. Saat itu ia mengenakan sandal ketika mengantarkan kami menjelajahi beberapa ruang di kapal kekuasaannya. Sikap ramahnya terlihat dari raut mukanya yang tenang saat berbicara. Intonasi bicaranya pun tidak sekaku yang saya bayangkan mengenai sosok kapten kapal. Penekanan suara di beberapa ujung kalimat seolah menunjukkan jika ia adalah orang Jawa.
[caption id="attachment_328581" align="aligncenter" width="594" caption="Kapal Pertamina Gas 2 dengan nakhoda Kapten Kosim di perairan laut Kalbut, Situbondo, Jawa Timur."]
Kapten Kosim bukanlah nakhoda biasa dan jelas bukan orang sembarangan karena ialah yang memimpin Pertamina Gas 2, pionir kapal LPG terbesar di dunia. Kapten Kosim yang lahir di Kebumen, 5 Januari 1977 adalah lulusan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang. Sebagai pemegang sertifikat pelayaran Ahli Nautika Tingkat I (ANT I) Kapten Kosim memiliki kualifikasi untuk memimpin sebuah kapal tanpa batasan berat dan alur pelayaran kapal. Tak heran jika ia pun yang dipercaya untuk memimpin sendiri pelayaran Pertamina Gas 2 saat dibawa dari tempat pembuatannya di Korea Selatan menuju Indonesia pada April 2014.
Sebagai seorang Master atau Nakhoda, Kapten Kosim adalah pemimpin dan penanggung jawab utama operasi Pertamina Gas 2.Sementara sebagai seorang kapten ia merupakan perwira tertinggi di Departemen Dek. Kapten Kosim membawahi 26 awak profesional Pertamina Gas 2 yang terdiri dari officer, engineer, oiler, boatswain, kadet dan beberapa awak lainnya.
[caption id="attachment_328582" align="aligncenter" width="594" caption="Kapten Kosim (keempat dari kiri) ketika menjelaskan seluk beluk pemindahan LPG antar kapal di ruang kontrol kargo Pertamina Gas 2. "]
Bukan hal yangmudah memimpin sebuah kapal dengan dimensi panjang mencapai 226 meter dan lebar 36,6 meter. Apalagi aktivitas utama Pertamina Gas 2 bukanlah berlayar seperti kapal-kapal pada umumnya. Pertamina Gas 2 adalah kantung raksasa gas LPG untuk kawasan Indonesia Timur. Dengan kata lain Kapten Kosim memimpin sebuah kapal yang menjadi menjadi penyangga utamaketahanan gas LPG Indonesia.
Sebagai kapten kapal Pertamina, Kapten Kosim memahami pekerjaannya tak hanya memimpin kapal tapi juga melayani masyarakat pengguna LPG. Dan sebagai orang lapangan ia pun cukup paham dengan fakta LPG yang saat ini digunakan masyarakat. Oleh karena itu ia sering merasa miris dengan sikap sok tahu para politisi yang kerap menyerang kebijakan Pertamina terkait gas LPG.
[caption id="attachment_328584" align="aligncenter" width="544" caption="Kapten Kosim bersama sejumlah blogger Kompasiana dan jurnalis kompas.com yang mengunjungi Kapal Pertamina Gas 2 pada 9 Oktober 2014."]
Peran vital Pertamina Gas 2 menuntut Kapten Kosim dan 26 awak Pertamina Gas 2 lainnya selalu siaga di dalam kapal selama 9 bulan terus menerus. Memulai tanggung jawab sejak bulan April, Kapten Kosim dan awak Pertamina Gas 2 baru akan “kembali ke darat” pada akhir tahun 2014 nanti. Hal yang mungkin sulit dilakukan oleh orang biasa karena harus berada di perairan laut dalam waktu yang lama dan bertanggung jawab untuk sebuah pekerjaan yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Apalagi aktivitas pemindahan LPG antar kapal yang melibatkan Pertamina Gas 2 berlangsung setiap hari tanpa mengenal waktu. Pada 9 Oktober 2014, ketika menemui sejumlah blogger Kompasiana dan jurnalis dari beberapa media, Kapten Kosim dan awak Pertamina Gas 2 sedang menunggu kapal yang akan mengambil gas untuk dipasok ke daerah. Sementara pada hari itu Pertamina Gas 2 baru saja menyelesaikan pemindahan gas impor dari kapal Arab Saudi yang berakhir dini hari.
[caption id="attachment_328585" align="aligncenter" width="567" caption="Kapten Kosim ketika menjelaskan spesifikasi Kapal Pertamina Gas 2 di ruang kemudi utama."]
Dedikasi Kapten Kosim terhadap pekerjaanya tersirat dari beberapa kalimatnya saat menjelaskan seluk beluk LPG Pertamina. “Kadang rasanya itu begini, pernah saya memimpin kapal lain mengirim langsung ke Indonesia timur dan begitu sampai ternyata di sana sudah banyak masyarakat menunggu”. Begitulah penuturannya mengenai pengalaman memasok minyak dan gas ke daerah terpencil. Terima kasih tak terhingga untuk Kapten Kosim dan para awak Pertamina Gas 2.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H