[caption caption="Kalimiri di Pegunungan Menoreh, Kulonprogo, Yogyakarta."][/caption]
Waktu menunjukkan pukul 10.00 ketika saya tiba di desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kulonprogo, pada Minggu 12 September 2015 yang lalu. Girimulyo adalah jantung wisata alam di Kulonprogo. Semula di tempat berketinggian 715 mdpl ini saya ingin mengunjungi air terjun Kembang Soka yang baru saja dibuka tahun 2015 dan langsung menjadi idola baru wisata alam di Pegunungan Menoreh.
Akan tetapi, saya datang di waktu yang kurang tepat. “Kering kalau musim kemarau sekarang, mungkin nanti Desember”, kata salah seorang warga penggerak wisata desa yang rumahnya tak jauh dari lokasi air terjun Kembang Soka. Seketika saya lalu tersadar bahwa setiap musim kemarau beberapa daerah di Pegunungan Menoreh memang mengalami krisis air.
[caption caption="Sumber mata air Kalimiri di ketinggian 715 mdpl."]
[caption caption="Jernihnya air Kalimiri dan batu-batu cembung di sekelilingnya."]
Namun bukan berarti piknik hari itu gagal. Sang warga lalu menjamu saya sebentar di rumahnya yang sederhana. Segelas wedang kencur gula aren disuguhkan untuk saya. “Coba ke Kalimiri, itu nggak pernah kering”, katanya memberikan rekomendasi. Setelah menenggak habis wedang kencur yang nikmat, saya pun pamit menuju tempat yang dimaksud.
Kalimiri adalah salah satu urat nadi air terjun Kembang Soka. Menariknya, saat air terjun kehilangan derasnya karena kekeringan, Kalimiri justru tetap mengalir. Air dari Kalimiri tak hanya menghidupi Kembang Soka, tapi juga bermuara ke “wisata basah” lainnya di sekitar Kembang Soka.
[caption caption="Jembatan bambu di Kalimiri."]
[caption caption="Aliran Kalimiri berkelok-kelok melewati bebatuan."]
Kalimiri berada tak jauh di atas Kembang Soka. Untuk menuju Kalimiri, rute yang harus dilalui sama ketika menuju Kembang Soka. Jalan menurun yang agak berkelok dibuat berundak-undak untuk memandu langkah kaki. Bilah-bilah bambu terpasang di pinggir menjadi pagar sekaligus pegangan tangan untuk menuju Kalimiri.
Meski cuaca sangat terik, namun semilir angin yang bertiup di ketinggian, ditambah sapuan dedauan, terasa menyegarkan kulit. Berhati-hatilah melangkah karena jika terpeleset kita bisa terperosok ke dalam semak yang masih dijumpai di beberapa titik di sekitar jalan ini.