[caption caption="Dawet ireng khas Purworejo."][/caption]Melakukan perjalanan mudik melalui jalur selatan Jawa Tengah dan DIY berarti siap berlelah-lelahan selama belasan jam. Tak hanya macet karena kepadatan kendaraan baik roda dua, bus dan mobil, jalur selatan juga lumayan terik saat musim kemarau seperti saat ini.
Untungnya di sepanjang jalur selatan ada banyak penjual makanan dan minuman khas daerah. Salah satunya “dawet ireng” yang banyak dijumpai di Purworejo hingga Butuh di perbatasan Kebumen. Saat perjalanan mudik 19 Juli 2015 saya menyempatkan singgah menikmati dawet ireng tersebut.
[caption caption="Penjual dawet ireng atau dawet hitam berjejer di sepanjang jalur mudik Purworejo."]
[caption caption="Singgah mencicipi dawet ireng di Purworejo saat mudik 19 Juli 2015."]
Dawet Ireng adalah minuman khas Purworejo. Puluhan penjual dawet ireng mudah dijumpai berjejer di sepanjang jalan. Mereka berjualan di gubuk-gubuk sederhana yang terbuat dari bambu.
Sesuai namanya dawet ireng adalah minuman es dengan komposisi utama dawet yang berwarna hitam (ireng). Warna hitam berasal dari bubuk merang yakni daun dan batang padi yang dibakar. Sementara bahan baku utama untuk membuat dawet adalah tepung ganyong dengan tambahan tepung beras.
[caption caption="Dawet berbahan dasar tepung Ganyong dengan pewarna hitam dari merang."]
[caption caption="Ibu penjual menyiapkan dawet ireng pesanan saya."]
Dawet ireng disajikan dengan santan encer dan es batu. Tak ketinggalan gula aren yang kental dan manis. Dawet ireng Purworejo disajikan dalam mangkuk berukuran kecil. Meski porsinya kecil namun kesegaran dawet ireng Purworejo mampu melepas dahaga di tengah panasnya jalur selatan. Saat musim mudik apalagi setelah terjebak macet, singgah untuk meminum dawet ireng menjadi pilihan sambil beristirahat di gubuk penjualnya.
[caption caption="Gula aren pemanis alami dawet ireng."]
[caption caption="Dawet ireng khas Purworejo yang manis dan segar menjadi pelepas dahaga dan lelah di jalur selatan Jawa Tengah."]