Menggandeng blogger atau penulis blog untuk mensosialisasikan sesuatu ke khalayak umum sudah menjadi hal yang lumrah saat ini. Sebagai media alternatif selain iklan di media arus utama, pemanfaatan blog sebagai media sosial memiliki kelebihan yang menjadikannya semakin dipilih sebagai media promosi. Selain cepat dan mudah menyebar, pemanfaatan blog dan para blogger dianggap lebih efektif karena cenderung memiliki segmentasi dan fragmentasi pembaca yang lebih pasti.
Alasan-alasan itulah yang menjadikan Kompasiana selama beberapa tahun terakhir semakin dipercaya dan dipilihbanyak pihak mulai dari korporasi swasta hingga lembaga milik pemerintah untuk mensosialisasikan produk atau program serta kebijakan melalui serangkaian sayembara menulis atau lomba blog. Tak terkecuali Kementerian Pariwisata yang memanfaatkan Kompasiana sebagai corong untuk ikut menyebarluaskan keindahan tanah air serta mempromosikan branding “Wonderfull Indonesia”.
Sudah sering Kementerian Pariwisata melalui Indonesia Travel mengajak Kompasiana dan Kompasianer (blogger kompasiana) untuk berbagi cerita tentang keindahan daerah dan adat istiadat di Indonesia. Ratusan ulasan dan pengalaman wisata yang menarik pun berhasil dihimpun dari para kompasianer. Tulisan-tulisan itu tentunya berdampak positif bagi pengenalan dan pencitraan pariwisata Indonesia. Namun apakah hal itu sudah cukup?.
[caption id="attachment_345078" align="aligncenter" width="441" caption="Paras manis peserta Jogja Fashion Carnival 2013 dengan kostum Semarak Khatulistiwa."][/caption]
Sebagai blog sosial terbesar di Indonesia yang berisikan ratusan ribu blogger dengan berbagai latar belakang, rasanya potensi Kompasiana dan Kompasianer belum dimanfaatkan secara maksimal oleh Kementerian Pariwisata untuk mencitrakan pariwisata Indonesia. Sementara tulisan-tulisan yang berkisah tentang Pesona Indonesia tak henti beredar di Kompasiana setiap harinya.
Hal yang sudah tepat bagi Kementerian Pariwisata melalui Indonesia Travel menggandeng Kompasiana dan Kompasianer untuk menceritakan keindahan Indonesia melalui serangkaian lomba blog selama ini. Namun hal itu belumlah cukup dan kurang berkelanjutan. Selama ini lomba menulis blog yang digelar oleh Kementerian Pariwisata di Kompasiana “selesai” dengan hadiah berupa uang tunai, barang atau keduanya. Sementara di media sosial google+, Indonesia Travel sering mengadakan sayembara berhadiah jalan-jalan ke sejumlah destinasi wisata di Indonesia.
Sayembara menulis berhadiah jalan-jalan adalah hal yang menarik. Namun mengapa Kementerian Pariwisata tidak menerapkan hal itu di Kompasiana?. Padahal ada banyak penulis dan blogger wisata di Kompasiana memiliki sentuhan unik dalam mengemas keindahan tempat-tempat yang mereka kunjungi ke dalam tulisan blog yang menarik. Tak hanya menulis tentang keindahan alam, beberapa penulis di Kompasiana juga memiliki pandangan mata yang beraneka ragam. Selain menjabarkan keelokan alam (nature), banyak juga blogger Kompasiana yang gemar mengupas keunikan budaya dan sisi kearifan lokal (culture) serta aspek sosial dan kreativitas masyarakat (man made). Dengan kata lain Kompasiana memiliki “sumber daya blogger” yang lebih lengkap dibanding kebanyakan blogger wisata yang cenderunghanya fokus menulis tentang keindahan alam atau kuliner. Potensi inilah yang belum maksimal digarap oleh Kementerian Pariwisata meski sudah sering menyelenggarakan sayembara menulis di Kompasiana.
[caption id="attachment_345079" align="aligncenter" width="617" caption="Potret senja di sebuah dusun di Muntilan, Jawa Tengah, tak jauh dari Candi Gunung Sari."]
Tak ada salahnya Kementerian Pariwisata “mengkapitalisasi” potensi Kompasianer untuk menyuarakan secara lebih kencang potensi wisata Indonesia. Apalagi Kementerian Pariwisata baru saja mencanangkan branding “Pesona Indonesia” sebagai manifestasi “Wonderfull Indonesia” yang hendak diperkuat. Caranya adalah dengan mengajak Kompasianer terpilih untuk mengunjungi tempat-tempat menarik yang ditentukan oleh Kementerian Pariwisata. Teknisnya bisa dimulai dengan menyeleksi tulisan-tulisan wisata yang sudah tayang atau dengan mengadakan lomba blog seperti biasanya.
Kementerian Pariwisata bisa membuat 3 kategori lomba sesuai unsur kekuatan pariwisata Indonesia yakni nature, culture dan man made. Kompasianer pemenang terpilih dari setiap kategori tersebut akan mengunjungi tempat-tempat wisata yang ditentukan oleh Kementerian Pariwisata. Para pemenang itu kemudian menuliskan sebanyak mungkin hal-hal dan pengalaman menarik yang dijumpainya. Bukankah hal itu lebih menarik dan menguntungkan bagi Kementerian Pariwisata dalam rangka mempromosikan wisata Indonesia?.
Kementerian Pariwisata perlu mencermati keunggulan para blogger wisata di Kompasiana. Mereka adalah para penulis yang “royal” dalam berbagi cerita tentang keindahan Indonesia berserta budayanya. Royal karena para blogger wisata di Kompasiana cukup detail dalam menguraikan pengalaman perjalanan wisata mereka disertai rangkaian foto yang menarik. Hal-hal ini membuat tulisan-tulisan wisata di Kompasiana selalu memiliki keunggulan dari segi isi.
Selain mengajak Kompasianer mengunjungi tempat-tempat wisata untuk kemudian menuliskan hasilnya, Kementerian Pariwisata juga bisa mengadopsi tulisan-tulisan wisata blogger kompasiana ke dalam website, buku atau materi publikasi lainnya. Selain memiliki keunggulan dari segi isi, tulisan-tulisan wisata di Kompasiana juga sering mengungkap potensi wisata yang belum banyak diketahui khalayak. Kompasianer yang tersebar di penjuru tanah air berpotensi menguak tempat-tempat indah yang mungkin jauh lebih menarik untuk diperhatikan dibanding tempat-tempat wisata terkenal yang sudah sering diulas dan dikunjungi wisatawan.Nantinya tulisan-tulisan wisata para Kompasianer itu dapat dirangkum dalam “Pesona Indonesia” yang meliputi bentang keindahan alam, ragam budaya, adat, sejarah, kerajinan serta kearifan lokal.
[caption id="attachment_345080" align="aligncenter" width="594" caption="Panorama persawahan dikelilingi hutan desa dilihat dari puncak bukit Watu Jaran di Pegunungan Menoreh, Yogyakarta."]
Jika selama ini branding “Wonderfull Indonesia” telah gencar dipromosikan, kini saatnya Kementerian Pariwisata memperkuat “Pesona Indonesia” dengan memaksimalkan potensi Kompasiana dan Kompasianer secara lebih nyata. Saatnya blogger dan masyarakat aktif mempromosikan wisata daerahnya dan sudah seharusnya Kementerian Pariwisata mewadahi semua potensi itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H