Atau saat sedang melayani pembuatan SIM, tiba-tiba petugas polisi mendapat pertanyaan dari pengaju SIM: "gimana rasanya kalah, ndan?". Sedangkan di tempat pembuatan SKCK, bisa jadi ada yang tiba-tiba bertanya: "nonton kasus Pegi, ndan?".
Mungkin saat sedang melayani pengaduan masyarakat, para polisi jadi malu dan insecure kalau tiba-tiba mendapat celetukan: "dapat salam dari Pegi, pak".
Para polisi juga insecure kalau-kalau saat kirim DM "halo, dek", nanti akan dibalas: "jangan deket-deket ya, aku takut jadi tersangka".
Atau saat tim Bhayangkara Presisi bertanding di Proliga dan Bhayangkara FC di Liga 2, tiba-tiba muncul spanduk dan yel-yel: "Pegi nya satu pendukungnya banyak, Pegi nya satu pendukungnya banyak".
Bisa pula para polisi menjadi insecure sebab khawatir kalau tiba-tiba muncul banyak karangan bunga di halaman polsek, polres, dan polda yang berisikan pantun ucapan : "Jalan-jalan ke Hongkong, pulangnya ke Sukabumi. Polisi jangan suka bohong, dapat salam dari Pegi".
Kini entah seperti apa pidato baru yang akan disusun oleh Kapolri. Sebab pidato dan amanatnya pada 1 Juli 2024 kemarin ternyata tak cukup memberi keyakinan pada masyarakat. Tak cukup diyakini secara sungguh-sungguh bahwa aparat benar-benar telah berbenah sebagai pengayom yang bisa diandalkan masyarakat di sepanjang waktu.
Semoga, para polisi tak malu atau insecure untuk pulang ke rumah. Meski ada kemungkinan saat pulang dari tugas malam, esok harinya akan menjumpai penjual sayur dan para tetangga sedang asyik merumpi: "eh lihat tuh yang baru pulang, polisi masa gitu ya??".
Hari ini mungkin dipenuhi ghibah oleh para warga yang kebetulan punya teman, kerabat, atau tetangga seorang polisi. Mungkin diam-diam mereka sedang riuh di grup whatsapp baru yang tidak menyertakan salah seorang temannya itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H