Argentina akan melakoni latih tanding melawan Indonesia pada 19 Juni mendatang. Melalui akun twitter resmi Federasi Sepakbola Argentina (AFA) disebutkan pula bahwa Tim Tango akan menjajal Tim Garuda di Jakarta.
Pengumuman tersebut menjawab rumor yang sudah beredar sejak Maret mengenai kemungkinan kedatangan Lionel Messi dkk. ke Indonesia. Rumor yang sebenarnya mulai terjawab melalui bocoran-bocoran media serta jurnalis luar negeri yang mengisyaratkan Argentina akan menjalani dua pertandingan di benua Asia dalam waktu dekat. Bahkan sehari sebelum pengumuman oleh Federasi Sepakbola Argentina, seorang jurnalis olahraga asal Argentina telah lebih dulu mengkonfirmasi kepastian hal itu.
Menariknya, PSSI selaku tuan rumah justru masih enggan membenarkan rencana pertandingan melawan juara dunia tersebut. Dengan alasan belum ada "hitam di atas putih", PSSI tidak mau mengumbar kepastian duel versus Timnas Argentina.
Pertanyaannya, jika benar belum terjalin kesepakatan resmi "hitam di atas putih", mengapa Argentina berani mengumumkannya?Â
Rasanya tidak mungkin federasi sekelas AFA yang menaungi timnas nomor 1 di dunia bertindak gegabah dan tidak profesional dengan mengumumkan pertandingan yang belum disepakati.
Jika Argentina sudah menganggap beres semuanya yang ditandai dengan keluarnya tanggal pertandingan, mengapa PSSI justru sebaliknya? Apa maksud "hitam di atas putih" versi PSSI yang dianggap belum tercapai tersebut?
Mungkinkah "hitam di atas putih" itu menyangkut kesepakatan dengan pihak ketiga yang diharapkan bisa memfasilitasi dan menanggung sebagian ongkos kedatangan Timnas Argentina? Sebab untuk memboyong tim terkuat di muka bumi itu tentu bukan hal mudah dan murah.Â
Apalagi jika biayanya termasuk jaminan untuk mengikutkan Messi ke dalam tim dan memastikannya turut bertanding melawan Indonesia nanti.Â
Cukup masuk akal jika PSSI atau Timnas Indonesia meminta jaminan dan kepastian bahwa skuad yang akan dibawa Timnas Argentina meliputi pemain-pemain utama atau sebagian dari mereka yang memenangi Piala Dunia lalu. Jangan sampai Timnas Argentina ternyata hanya membawa skuad lapis kedua atau timnas U23 tanpa menyertakan banyak bintangnya.
Barangkali "hitam di atas putih" yang dimaksud oleh PSSI terkait hal-hal di atas.
Bisa pula sebaliknya "hitam di atas putih" yang belum disepakati justru menyangkut permintaan-permintaan khusus Timnas Argentina. PSSI butuh waktu dan pertimbangan tambahan untuk meluluskannya. Apalagi jika yang diminta semacam "riders" yang tidak mudah untuk dipenuhi.
Misalnya, Timnas Argentina meminta kamar kelas tertinggi untuk semua tim dan official di hotel bintang 5 dengan ketentuan pada lantai yang ditempati oleh anggota tim tidak boleh ada tamu lain yang menginap.Â
Lalu terkait cuaca panas yang sedang melanda Asia Tenggara, Timnas Argentina meminta disiapkan balok-balok es batu yang dibuat dari air murni pegunungan yang hutannya belum digunduli.Â
Mungkin pula Lionel Messi minta disuguhi nasi goreng yang semua bahan termasuk berasnya 100% organik dan dipanen serta diangkut dengan kendaraan yang berbahan bakar ramah lingkungan. Lalu dimasak di dapur yang menggunakan tenaga surya sepenuhnya.Â
Barangkali juga Timnas Argentina meminta riders berupa pemberantasan korupsi secara total di Indonesia. Sudah pasti itu sangat sulit dipenuhi sehingga wajar jika "hitam di atas putih" belum disepakati oleh PSSI.
Atau mungkinkah "hitam di atas putih" itu menyangkut permintaan Timnas Argentina untuk bertemu tokoh-tokoh penting di Indonesia? Skuad Timnas Argentina tentu tahu Indonesia yang akan mereka kunjungi adalah negara yang seharusnya menggelar Piala Dunia U20. Namun, atas "kebaikan" sejumlah pihak, Piala Dunia U-20 itu akhirnya tak jadi digelar di Indonesia dan dihadiahkan ke Argentina.
Barangkali Lionel Messi dkk. ingin lebih dulu menemui pihak-pihak di Indonesia yang telah berjasa membuat Piala Dunia U-20 pindah ke Argentina.Â
Mereka mungkin meminta dipertemukan dengan Pak Ganjar Pranowo untuk menyampaikan rasa hormat dan terima kasihnya atas kepedulian Pak Ganjar pada kemajuan sepakbola Argentina. Sebab Piala Dunia U-20 di Argentina tidak akan terwujud tanpa andil Pak Ganjar.
"Mister Erick, kami akan membawa Messi. Tapi anda harus mengantarkan kami ke Mister Ganjar, ia pahlawan bagi kami", mungkinkah begitu permintaan presiden AFA?
Tentu sebagai tokoh sepakbola Indonesia, Pak Ganjar Pranowo layak untuk ditemui. Tidak sopan jika Timnas Argentina bertanding di Indonesia tanpa lebih dulu sowan pada beliau.Â
Selain  bertemu dengan Pak Ganjar, Tim Tango mungkin juga ingin menghadap jajaran petinggi PDIP. Sebab sebagai parpol utama di pemerintahan, PDIP memegang banyak kunci. Presiden Indonesia pun merupakan petugas dari partai itu.Â
Apalagi PDIP merupakan pewaris utama ajaran Bung Karno. Sedangkan laga Argentina melawan Indonesia rencananya digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Maka alangkah baiknya sebelum merasakan rumput terbaik di SUGBK, Timnas Argentina terlebih dahulu melakukan pemotongan tumpeng di kantor PDIP.
Barangkali menurut pengetahuan Timnas Argentina, berkaca dari pengalaman batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia, mereka menilai kesuksesan pertandingan sepakbola perlu restu dari tokoh-tokoh penting seperti Pak Ganjar Pranowo.
Apakah "hitam di atas putih" yang belum disepakati PSSI itu merupakan keinginan Timnas Argentina yang meminta harus ada "si (rambut) putih"?
Mendatangkan tim nomor 1 di dunia dengan "goat" terbaik sepanjang masa memang tidak gampang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H