"Melalui puasa kita ditunjukkan cara menghargai tubuh. Termasuk dengan berpuasa kita diajari cara merawat kesehatan kulit"
Kompasiana hari ini membuat saya mendadak mengamati dan memeriksa kulit tubuh. Sebuah aktivitas yang jarang saya lakukan.
Ternyata pengamatan sekilas nampak sama. Kulit saya tetap dan masih coklat. Beberapa bagian lebih gelap karena rutin terpanggang matahari.
Walau demikian itu tidak saya keluhkan sebagai kekurangan yang perlu ditutupi. Saya nyaman dengan warna dan kondisi kulit yang demikian. Belum ada keinginan untuk tampil lebih kuning atau glowing. Saya merasa kulit ini sehat dan telah sesuai kodratnya sebagai pelindung tubuh.
Memang kadang kulit wajah saya mudah berminyak. Namun, itu bukan masalah yang menetap lama. Biasanya dengan mencuci muka atau mandi, jejak minyak segera lenyap.
Saya juga bersyukur karena meski sering beraktivitas di luar, menumpang kendaraan umum, dan terpapar udara penuh polutan, wajah saya jarang berjerawat. Ketika jerawat muncul pun saya tak perlu perawatan khusus. Tak sampai jerawat itu meninggalkan bekas yang menyolok.
Barangkali kulit saya tergolong kulit yang kurang sentifif. Bukan kulit yang rewel meminta berbagai macam zat pemoles. Selama ini  belum pernah saya menggunakan pemoles kulit secara rutin dalam jangka waktu lama. Menggunakan skincare, meski bukan pantangan bagi kaum laki-laki, belum menjadi kebiasaan saya. Saat ini saya hanya punya satu tube sabun wajah yang sesekali digunakan.
Satu-satunya masalah kulit yang sering terasa oleh saya ialah kulit kering. Kemungkinan karena pengaruh paparan pendingin udara. Juga karena persentuhan kulit dengan sabun cuci yang hampir setiap hari. Meski ada mesin cuci, saya lebih suka membersihkan pakaian dengan tangan sendiri. Oleh karenanya, kulit yang mengering kadang disertai juga mengelupasnya sebagian kecil lapisan kulit pada telapak tangan.
Namun, kondisi semacam itu justru tak saya alami saat sedang berpuasa seperti sekarang. Padahal cuaca pada Ramadan kali ini terasa lebih terik. Aktivitas tak berkurang dan ruangan tetap berpendingin seperti biasanya. Polusi udara di luar pun agaknya tak berkurang, justru makin pekat.
Barangkali inilah bukti bahwa manfaat ibadah puasa sepenuhnya akan kembali kepada orang-orang yang berusaha menjalankannya sebaik mungkin. Bukan Allah yang membutuhkan puasa kita. Malah  kita yang butuh puasa untuk kebaikan sendiri.