Virus Corona mengamuk lagi di Indonesia. Sebulan setelah masa mudik Idulfitri 1442 H, kasus positif Covid-19 melonjak lebih dari 50% secara nasional.
Walau Satgas Covid-19 mencoba menepis kekhawatiran dengan berdalih kenaikan tersebut tidak lebih besar dari periode pasca lebaran tahun lalu, tapi situasi di lapangan mengirim pesan darurat yang tidak bisa dipandang sepele.Â
Berdasarkan data Satgas Covid-19 ada 12.624 kasus positif baru pada 17 Juni 2021. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi selama 4 bulan terakhir.
Selain itu berbagai varian mutasi virus Corona telah terdeteksi menyebar di Indonesia. Kini Indonesia menjadi tempat berkumpulnya varian-varian virus Corona yang oleh WHO dilabeli "varian of concern". Yakni varian Inggris B.1.1.7 (alfa), varian Afrika Selatan B.1.351 (beta), dan varian India B.1.617.2 (delta).
Varian-varian tersebut memiliki karakter yang lebih ganas. Selain lebih cepat menular, juga lebih "cerdas" dalam menghindari sistem kekebalan sehingga menimbulkan tingkat keparahan yang lebih tinggi pada pasien.
Sinyal Bahaya dari Jawa
Tak perlu melihat jauh ke India, Afrika Selatan, atau Inggris sebagai tempat asal varian-varian Corona. Sebab di Jakarta, Kudus, dan Bangkalan, transmisi "varian of concern" juga memperlihatkan daya penularan yang berbahaya.Â
Di Kudus, misalnya, terjadi peningkatan kasus sebanyak 30 kali lipat hanya dalam seminggu sejak terdeteksinya varian delta di daerah tersebut.
Mengingat pengendalian mobilitas masyarakat di Indonesia sangat lemah, ditambah jumlah tes dan pelacakan yang tidak terjaga, besar kemungkinan varian delta dan varian-varian lainnya telah menyebar lebih luas dibanding yang telah terdeteksi.
Indikasinya terlihat jelas di Pulau Jawa. Jumlah pasien di RS Wisma Atlet baru saja mencapai rekor baru selama pandemi Covid-19. Sedangkan di daerah-daerah lain rumah sakit mulai kewalahan dan harus bersusah payah melakukan penapisan pasien Covid-19.
Akibat banyaknya antrean di UGD sejumlah pasien terlambat ditangani hingga meninggal dunia. Beberapa rumah sakit pun mulai menolak pasien rujukan dari daerah lain karena keterisian tempat tidur telah melewati batas wajar.Â
Imbauan Satgas Covid-19 agar daerah-daerah yang bertetangga saling membantu akhirnya tak bisa dijalankan dengan baik. Sebab masing-masing daerah sudah kewalahan menangani lonjakan kasusnya sendiri.