Jipang merupakan salah satu jajanan jadul yang tetap eksis. Sampai hari ini Jipang masih mudah dijumpai di pasar tradisional dan toko oleh-oleh. Walau penikmatnya barangkali hanya segelintir orang yang pada masa kecilnya dulu suka menikmatinya. Sementara anak-anak zaman now kemungkinan besar kurang tertarik.
Saya pun masih sering menjumpai penjual Jipang yang berkeliling di Jalan Malioboro Yogyakarta. Pernah saya membeli satu plastik besar hanya seharga Rp10.000. Kalau di toko oleh-oleh tentu lebih mahal.
Rasanya yang manis dan renyah seperti berondong membuat saya sering ketagihan. Tidak cukup hanya memakannya satu. Harus beberapa bungkus sampai benar-benar puas. Â
Oleh karena rasanya yang manis dan ringan itulah Jipang sebenarnya juga cocok untuk cemilan buka puasa. Saya telah mencobanya dan Bipang versi Jokowi ini memang asyik dinikmati sebagai takjil alternatif. Jipang cocok disandingkan dengan segelas teh hangat. Sambil menunggu menyantap hidangan utama buka puasa, Jipang bisa jadi pembukanya. Tidak menutup kemungkinan pula di beberapa rumah, terutama di desa-desa, Jipang masih menjadi suguhan lebaran.
Oh, ya saya punya harapan bagi teman-teman yang terlalu mempersoalkan Bipang Ambawang, padahal tidak memakannya, semoga bisa mengurangi ego mayoritasnya. Jadi mayoritas semestinya bisa percaya diri, jangan mudah insecure.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H