Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Alhamdulillah, Ramadan Kali Ini Rambut Tak Gondrong Lagi

14 April 2021   08:59 Diperbarui: 14 April 2021   09:17 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menunggu giliran pangkas rambut |dok. pribadi.

Pada akhirnya saya tak pernah jadi memangkas rambut. Saya membiarkan rambut tak terurus sepanjang Ramadan tahun lalu. Bahkan, saya baru pergi ke tempat pangkas rambut pada akhir Juni atau sebulan setelah lebaran. Kebetulan tempat pangkas rambut langganan saya di dekat kampus UGM sudah buka lagi. Walau harganya naik menjadi Rp15.000, tapi saya bersyukur ia sudah kembali membuka tempat usahanya.

Tentu saja saat itu kondisi rambut saya sudah lumayan buruk. Memang tidak sampai menjadi panjang berurai, tapi untuk standar saya kondisinya bisa dikatakan hampir gondrong. Paling tidak setiap kali melakukan panggilan video dengan keluarga, orang tua dan saudara berulang kali mengingatkan soal rambut yang bentuknya sudah tidak sedap dipandang itu. Kalau dipandang saja sudah tidak sedap, apalagi saya yang merasakannya langsung. Memang tidak nyaman.

Pengalaman tersebut mungkin terkesan remeh. Namun, menjadi salah satu pelajaran dan pertimbangan penting bagi saya untuk menyiapkan diri menjelang Ramadan kali ini, terutama di tengah pandemi yang masih belum banyak berubah kondisinya.

Tak ingin berpuasa dengan rasa kurang nyaman akibat rambut yang berantakan lagi, saya putuskan untuk merapikannya lebih selagi tempat pangkas rambutnya masih buka. Siapa tahu pada awal puasa pemiliknya libur. Mungkin juga kalau saya menunda untuk memangkas rambut sampai menjelang atau setelah Idulfitri, tempat-tempat pangkas rambut sudah tutup ditinggal pemiliknya mudik. Yang jelas saya tak bisa memotong rambut sendiri. Pernah mencobanya, tapi hasilnya sama sekali tak baik.

Lagipula memangkas dan merapikan rambut sebelum Ramadan boleh dianggap sebagai bentuk keseriusan untuk menyambut bulan suci dengan cara menyiapkan diri dalam kondisi terbaik dan bersih.

Setelah menunggu  sekitar 10 menit, giliran saya pun tiba. Duduk di kursi menghadap cermin lebar, saya meminta agar kali ini rambut saya dipangkas agak pendek. Agar lebih awet rapinya. 

Sang tukang pangkas rambut yang wajahnya tak begitu jelas karena tertutup masker mulai beraksi. Cekatan tangannya merambah segala sisi rambut di kepala saya. Berulang ia berganti piranti. Dari gunting, mesin cukur, lalu gunting lagi. Alhamdulillah, Ramadan kali ini saya tak gondrong lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun