Aturan atau kewajiban rapid antigen yang  dimaksudkan untuk menekan keinginan masyarakat berlibur saat Natal dan tahun baru kini kehilangan esensi. Salah satunya karena KAI justru memberikan diskon besar untuk perjalanan jarak jauh. Seolah-olah memberikan kemudahan untuk orang berlibur. Bertolak belakang dengan harapan pemerintah agar masyarakat menunda liburan.
Apa yang dikhawatirkan mengenai ego sektoral dan ketidakkompakan dalam merespon kegentingan pandemi Covid-19 seperti diprediksi dalam tulisan "Lagi-lagi Tak Kompak soal Rapid Antigen", akhirnya terbukti.
Namun, beberapa isinya justru melemahkan edaran Satgas Covid-19. Sebab Kemenhub memberikan toleransi dan pelonggaran perjalanan. Antara lain, pengguna kendaraan pribadi tak diwajibkan tes rapid antigen. Demikian pula pelaku perjalanan di daerah aglomerasi seperti Jabodetabek dan Jateng-DIY yang tidak dikenakan syarat menunjukkan surat hasil rapid antigen.
Hasilnya selama 23-24 Desember 2020 lebih dari 350.000 kendaraan meluncur keluar dari DKI melalui tol. Jumlahnya hampir dipastikan terus bertambah sampai mendekati pergantian tahun.
Kontradiksi tersebut menegaskan adanya masalah serius dalam sinkronisasi kebijakan penanganan pandemi di Indonesia yang berlarut-larut. Pemerintah terkesan tidak serius membatasi mobilitas masyarakat. Sebab satu aturan pengetatan dapat dengan mudah dilonggarkan dengan edaran-edaran lainnya. Akibatnya kewajiban rapid antigen menjadi tak terlalu efektif dalam membatasi pergerakan masyarakat.Â
Ambil contoh kereta Gajahwong yang tiket eksekutifnya dipangkas dari Rp450.000 menjadi hanya Rp220.000. Kemudian Senja Utama Jogja dan Fajar Utama Jogja didiskon dari Rp500.000 menjadi Rp240.000. Malabar dari Rp530.000 menjadi Rp310.000. Kemudian Taksaka dari Rp510.000 menjadi Rp240.000 dan masih banyak lagi.
Penjualan tiket murah oleh KAI tersebut pantas dikritik. Terutama karena harga tiket rute perjalanan dari dan menuju Jakarta serta kota-kota besar di Jawa Tengah dan Jawa Timur mendapat diskon hingga lebih dari 50% untuk keberangkatan 20 Desember 2020-6 Januari 2021. Selain itu KAI juga menggunakan kalimat yang kurang etis dan tak selaras dengan himbauan pemerintah agar masyarakat menunda liburan.
"Siapkan tiket libur Natal dan tahun baru kamu bersama keluarga sekarang. Tunggu apalagi, buruan sebelum kehabisan. Kapan lagi kan, bisabeli tiket peak season dengan harga murah?"
Begitulah KAI menawarkan tiket murahnya di musim libur akhir tahun ini. Seolah mencerminkan ketidakpekaan terhadap penularan Covid-19 yang semakin tinggi dan tak terkendali, terutama di daerah-daerah tujuan wisata. Saat pemerintah berusaha menahan masyarakat agar tetap di rumah, KAI justru merayu masyarakat untuk berlibur dengan tiket murah.
Sebagai gambaran, biaya rapid antigen yang difasilitasi oleh KAI seharga Rp105.000. Kalau seseorang membeli tiket Taksaka yang semula Rp510.000 lalu mendapat diskon Rp270.000, maka ia masih untung Rp165.000.
Aturan atau kewajiban rapid antigen yang awalnya dimaksudkan untuk menekan keinginan orang bepergian menjadi kehilangan esensi. KAI seolah-olah memberikan subsidi untuk orang berlibur dengan memberikan diskon besar untuk tiket kereta api jarak jauh.
Ironisnya, sebagian besar tiket murah yang didiskon adalah tiket-tiket dari dan menuju DIY dan Jawa Timur. Perlu diketahui bahwa banyak kota/kabupaten yang menjadi tujuan wisata di kini berstatus zona merah Covid-19. Ambil contoh Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul, Surakarta, Malang dan Banyuwangi.
Diskon tiket hingga 50% yang diberikan KAI dengan sendirinya telah memudahkan orang untuk bepergian dan berlibur menuju di daerah-daerah berisiko tinggi. Sangat mungkin orang-orang yang membatalkan liburannya ke Bali beramai-ramai mengalihkan tujuan ke Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur.
Pantas ditunggu adanya evaluasi oleh pemerintah, terutama Presiden Jokowi tentang kacaunya implementasi aturan pembatasan mobilitas dan polemik aturan rapid antigen. Mengingat masalah serupa sudah sering berulang terjadi sejak awal pandemi, Presiden Jokowi semestinya serius mengevaluasi secara tegas Satgas Covid-19, Kementerian Perhubungan serta para leading sector lainnya.
Sementara itu ketika dicek ke dalam aplikasi KAI Acces, beberapa tiket murah untuk beberapa tujuan dan tanggal keberangkatan telah habis terjual.
Selamat menikmati diskon tiket dan selamat berlibur. Los Dol!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H