Sebagai gambaran, biaya rapid antigen yang difasilitasi oleh KAI seharga Rp105.000. Kalau seseorang membeli tiket Taksaka yang semula Rp510.000 lalu mendapat diskon Rp270.000, maka ia masih untung Rp165.000.
Aturan atau kewajiban rapid antigen yang awalnya dimaksudkan untuk menekan keinginan orang bepergian menjadi kehilangan esensi. KAI seolah-olah memberikan subsidi untuk orang berlibur dengan memberikan diskon besar untuk tiket kereta api jarak jauh.
Ironisnya, sebagian besar tiket murah yang didiskon adalah tiket-tiket dari dan menuju DIY dan Jawa Timur. Perlu diketahui bahwa banyak kota/kabupaten yang menjadi tujuan wisata di kini berstatus zona merah Covid-19. Ambil contoh Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul, Surakarta, Malang dan Banyuwangi.
Diskon tiket hingga 50% yang diberikan KAI dengan sendirinya telah memudahkan orang untuk bepergian dan berlibur menuju di daerah-daerah berisiko tinggi. Sangat mungkin orang-orang yang membatalkan liburannya ke Bali beramai-ramai mengalihkan tujuan ke Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur.
Pantas ditunggu adanya evaluasi oleh pemerintah, terutama Presiden Jokowi tentang kacaunya implementasi aturan pembatasan mobilitas dan polemik aturan rapid antigen. Mengingat masalah serupa sudah sering berulang terjadi sejak awal pandemi, Presiden Jokowi semestinya serius mengevaluasi secara tegas Satgas Covid-19, Kementerian Perhubungan serta para leading sector lainnya.
Sementara itu ketika dicek ke dalam aplikasi KAI Acces, beberapa tiket murah untuk beberapa tujuan dan tanggal keberangkatan telah habis terjual.
Selamat menikmati diskon tiket dan selamat berlibur. Los Dol!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H