Semua persiapan awal selesai. Namun, saya tidak segera memasak nasi goreng. Saya memilih untuk mendiamkan selama satu jam potongan daging kambing itu dengan memberi sedikit tambahan perasan lemon dan membungkusnya menggunakan daun pepaya agar daging menjadi lebih empuk dan berkurang baunya.
Untungnya tetangga ada yang menanam pepaya yang daunnya boleh diminta beberapa helai. Di belakang rumah sebenarnya juga ada pohon pepaya. Hanya saja batangnya terlampau tinggi dan saya tak menemukan bilah yang cukup panjang untuk mengambil daunnya.
Sambil mendinginkan nasi yang baru diangkat dari rice cooker, saya memasak lebih dulu daging kambingnya di atas papan teflon. Sedikit taburan bubuk merica dan kecap manis ditambahkan agar dagingnya punya rasa. Prosesnya cepat saja karena nanti pun daging ini akan dimasak bersama nasi.
Setelah daging siap, tibalah babak utama memasak nasi goreng. Ke dalam wajan dengan sedikit minyak saya tumis bumbu yang telah diulek. Kemudian memasukkan nasi. Karena porsinya tidak terlalu banyak saya tidak kesulitan mengaduk nasinya sampai tercampur merata bersama bumbunya. Berikutnya tinggal menambahkan daging kambing. Tak lupa sedikit merica dan garam sambil dicicipi rasanya.
Bagaimana dengan kecap manis? Sejujurnya saya kurang berselera dengan kecap manis di dalam nasi goreng. Biasanya kalau membeli di luar saya suka memesan kepada penjualnya dengan catatan "kecapnya sedikit". Kali ini saya pun hanya menambahkan sedikit kecap manis dengan harapan rasa nasi gorengnya menjadi lebih semarak di lidah.
Tiba waktunya bersantap. Perut yang sudah meminta jatah makan siang bertemu dengan nasi goreng kambing. Soal rasa sudah pasti lidah bilang enak. Mana mungkin saya protes dengan masakan sendiri.