Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kisah Salam Tempel Berisi Uang Mainan

12 Mei 2020   21:32 Diperbarui: 12 Mei 2020   21:40 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amplop berisi salam tempel (dok. pri).

Saya tak tahu apakah kejadian ini termasuk humor lucu atau malah tragedi penuh malu. Yang jelas ini salah satu pengalaman yang membekas di benak saya tentang Ramadan dan lebaran.

Kejadiannya tiga tahu lalu dan masih suka diungkit oleh orang-orang rumah, terutama kala bulan Ramadan dan lebaran. Adik saya beberapa kali menjadikannya sebagai bahan olok-olok saat kami sedang berkumpul. Namun, tak ada perasaan tersinggung pada diri saya. Yang ada justru mengundang gelak tawa di antara kami semua.

Perlu diketahui bahwa kami merupakan keluarga besar, baik dari pihak ibu maupun bapak. Oleh karena itu, saat Ramadan tuntas dan berganti dengan lebaran, keluarga besar kami sering mengadakan halal bihalal yang dibarengi dengan pertemuan trah.

Orang jawa memiliki kekerabatan yang kompleks kalau sudah menyangkut trah. Seringkali saya bertemu dengan orang-orang yang tak saya kenal atau baru saya temui sekali. Dulu sayang mengira mereka hanya tamu atau sekadar kenalan keluarga yang ikut datang halal bihalal. Namun, ternyata mereka adalah "sedulur" saya.

Artinya entah dari garis keturunan kakek dan nenek secara langsung atau hanya dari percabangan saudara kakek dan nenek, para "sedulur" itu masuk trah yang sama. Dengan kata lain kami semua berkerabat dan bagian dari keluarga besar yang sama.

Nah, saat itu halal bihalal dilangsungkan sekaligus sebagai pertemuan trah. Kalau dihitung yang datang mungkin jumlahnya mendekati seratus orang. Itu bisa diperkirakan dari rumah kakek dan nenek yang penuh mulai dari teras, ruang depan, ruang tengah, hingga ruang makan. Rumah kakek dan nenek sendiri termasuk rumah jawa bergaya joglo yang tiap ruangannya lumayan lega.

Banyak hal unik dan menarik dari pertemuan trah tersebut. Salah satunya ialah setiap keluarga diwajibkan maju ke depan memperkenalkan anggotanya masing-masing. Karena saat itu merupakan pertemuan trah dari keluarga ibu, maka nama ibu yang dipanggil maju.

Ibu pun mengajak bapak dan ketiga anaknya ke depan. Nama kami semua disebutkan dan momen ini selalu mengundang tawa serta tepuk tangan. Barangkali tawa dan riuh itu merupakan ekspresi kegembiraan dan perasaan akrab karena masing-masing dari kami bisa saling tahu satu sama lain. Rasa canggung dan kaku yang sebelumnya menjadi jarak karena belum saling kenal seketika sirna oleh hangatnya perkenalan.

Singkat cerita pertemuan trah yang ramai dan mengenyangkan karena banyak makanan dihidangkan tersebut diakhiri dengan saling bersalaman. Prosesi salaman ini cukup unik karena semua yang hadir diharuskan berdiri. Salaman dilakukan dengan cara berjalan memutar menghampiri setiap orang yang hadir.

Momen bersalaman dalam barisan yang panjang ini dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk memberi  salam tempel kepada anak-anak yang turut serta. Mengetahui ada banyak anak kecil, ibu memberi kode kepada saya. Kebetulan saat itu saya sedang menugaskan diri sendiri sebagai seksi dokumentasi.

Saya pun segera menghampiri ibu. Sambil berbisik ibu meminta saya menyiapkan beberapa amplop salam tempel tambahan karena yang ada di dompetnya ternyata tidak cukup untuk dibagikan kepada semua anak. Mumpung salaman baru saja dimulai dan masih ada kesempatan untuk menyiapkan amplop tambahan, saya bergegas keluar dari kerumunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun