Seorang mahasiswa di Yogyakarta harus berjalan kaki sejauh 1 km untuk mencapai sebuah ATM. Begitulah kurang lebih pengantar sebuah berita yang ditayangkan salah satu portal berita daring pada Jumat (7/2/2020) lalu.
Sebenarnya tidak istimewa kalau hanya sekadar perjalanan menuju ATM. Sekalipun 1 km jauhnya, itu bukan rentang jarak yang berat untuk dicapai.Â
Namun, informasinya menjadi unik gara-gara alasan mahasiswa tersebut memutuskan mendatangi ATM yang jaraknya 1 km. Padahal, tersedia gerai ATM yang lebih dekat darinya.Â
Sang mahasiswa beralasan itu dilakukannya demi bisa menarik tunai uang pecahan Rp20.000. Saldo yang tersimpan di rekeningnya hanya memungkinkan ia menarik tunai dengan pecahan terkecil.Â
Sementara sudah sangat langka mesin ATM yang melayani penarikan Rp20.000. Salah satunya dijumpai di BNI Kantor Cabang Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta. Mau tak mau ia pun harus berjalan lebih jauh untuk mencapainya.
Pengalaman mahasiswa tersebut rupanya menarik perhatian netizen dan menjadi viral. Beritanya ramai ditanggapi. Linimasa pun riuh gara-gara ATM Rp20.000. Sampai Minggu (9/2/2020) beberapa sorotan seputar ATM Rp20.000 masih bermunculan.
Tidak sedikit netizen yang terkejut mengetahui fakta bahwa hari ini pada 2020 masih ada ATM pecahan Rp20.000.Â
ATM Rp20.000 memang termasuk ATM generasi awal. Saat mulai populer di Indonesia pada tahun 1990-an, mesin ATM banyak melayani penarikan Rp20.000.Â
Namun, seiring waktu ATM Rp20.000 perlahan "dimatikan". Konon dari segi bisnis bank, ATM Rp20.000 kurang menguntungkan. Kini, secara umum ATM hanya melayani penarikan pecahan Rp50.000 dan Rp100.000.
Banyak pula yang merasa relate dengan pengalaman sang mahasiswa Yogya di atas. Mereka turut berkomentar dan membagikan pengalaman serupa tentang jasa-jasa ATM Rp20.000 bagi kehidupan mereka.Â
Keberadaannya yang sudah langka juga menjadi pembangkit nostalgia orang-orang yang pernah terselamatkan hidupnya oleh ATM Rp20.000.Â
