Laju Kereta Api Indonesia telah menempuh jarak 74 tahun. Banyak kemajuan yang telah dicapai. Selanjutnya pada masa mendatang kereta api diharapkan bukan sekadar moda transportasi yang melayani penggunanya, tapi harus menjadi penggerak kemajuan transportasi Indonesia yang berkelanjutan dan berorientasi pada kepentingan masyarakat.Â
Saya telah nyaman duduk di kursi 16A gerbong 5 pada Sabtu pagi, 28 September 2019, ketika sebuah pengumuman terdengar keras di dalam kereta Fajar Utama Yogya yang baru bergerak keluar dari Stasiun Besar Yogyakarta tepat pukul 07.00.Â
Laki-laki pemilik suara dalam pengumuman tersebut memperkenalkan diri sebagai kondektur yang bertugas dalam perjalanan. Ia lalu menyebutkan nomor teleponnya dan mempersilakan penumpang menghubunginya jika membutuhkan bantuan.Â
Kemudian ia menyebutkan lama perjalanan yang akan ditempuh dari Stasiun Besar Yogyakarta hingga Stasiun Pasar Senen Jakarta.Â
Mengakhiri salam sapanya kepada penumpang, dengan penuh bersemangat ia melontarkan sebuah kalimat yang menarik: "KAI Bersatu, Indonesia Maju!". Setelah itu disambung dengan ucapan "Selamat Ulang Tahun ke 74 Kereta Api Indonesia".
Sabtu, 28 September 2019 Kereta Api Indonesia tepat mencapai usianya yang ke-74 tahun.
Sesaat setelah kereta lepas dari Stasiun Besar Yogyakarta, petugas perjalanan kereta api mulai hilir mudik. Mereka, pemuda-pemudi yang biasa disebut pramugara-pramugari kereta api yang selalu berpenampilan menarik itu menawarkan makanan, minuman, hingga bantal.Â
Satu hal terlihat istimewa dari busana yang mereka kenakan, yakni baju tradisional. Para pramugara mengenakan atasan lurik atau beskap dengan blangkon menutupi kepalanya.Â
Sementara pramugarinya bersolek ayu bersama kebaya manis. Penampilan menarik tersebut pastilah sengaja disiapkan untuk mewarnai hari istimewa Kereta Api Indonesia. Beruntung rasanya pagi tadi saya menumpang kereta tepat pada hari jadi KAI.