Biasanya donasi ditujukan untuk mitra Gojek dan keluarganya yang membutuhkan bantuan. Misalnya, seorang ibu yang menjadi tukang ojek demi mengumpulkan uang untuk mengobati anaknya yang sakit parah.
Kita juga telah diperlihatkan pada kekuatan "twitter, please do your magic". Bisa dikatakan ini merupakan sebuah tren filantropi yang menarik karena sebelumnya media sosial  dianggap sebagai ancaman bagi hubungan sosial.Â
Media sosial seperti Twitter disebut membawa dampak negatif, yakni membuat orang menjadi asosial dan kurang peduli pada lingkungan sekitarnya.
Namun, "twitter, please do your magic" telah berhasil mendorong orang-orang untuk mengulurkan tangannya kepada sesama yang membutuhkan.Â
Bisa dicatat pula fenomena di kalangan youtuber yang akhir-akhir ini senang membuat konten "borong semua". Para youtuber mencari seseorang, biasanya penjual makanan dan minuman, lalu membeli seluruhnya sekaligus.
Namun, saya belum yakin untuk menggolongkan aktivitas "borong semua" ala Youtuber ini sebagai aksi filantropi.
Masih banyak bentuk aksi kebaikan lainnya yang memperlihatkan semangat filantropi yang kian tumbuh di tengah-tengah kita.
Aksi-aksi kebaikan itu yang dilakukan dengan cara kreatif dan sering bermula dari aksi kecil yang dengan cepat menjadi sebuah gerakan bersama dan berdampak besar berkat peran internet, smartphone, dan media sosial.
Teknologi telah menjadi kepanjangan tangan bagi orang-orang yang ingin menjangkau sesama, tapi seringkali kesulitan meluangkan waktu seharian untuk ikut beraksi di lapangan. Sekarang hanya dengan smartphone dan beberapa detik saja, setiap orang bisa melakukan aksi kedermawanan.
Tren filantropi masa kini mendorong siapa saja untuk mengulurkan tangan melalui hal yang disukai dan bisa dilakukan semampunya. Tidak harus sebagai pemberi sumbangan langsung, tapi bisa dengan membuat program dan kampanye bantuan, menjadi sukarelawan, sebagai influencer yang menggerakkan orang lain untuk berdonasi, atau ikut menyebarkan informasi permintaan bantuan.