Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Kalau Sudah "Ditusuk", Tolong Dihabiskan!

9 Juni 2019   12:49 Diperbarui: 24 Mei 2020   09:14 6686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sisa minuman dalam kemasan yang ditinggalkan oleh tamu di teras rumah setelah silaturahmi lebaran| Dokumentasi pribadi.

Seiring zaman semakin kuat kehendak praktis orang-orang dalam merayakan lebaran. Mulai dari cara bersilaturahmi dan meminta maaf dengan mengirim pesan lewat aplikasi smartphone hingga menyiapkan suguhan makanan atau minuman dalam kemasan.

Pergeseran selera semacam itu sudah lama terjadi dan tak bisa dihindari. Kemudahan-kemudahan yang dilahirkan oleh kemajuan zaman bertemu dengan keinginan kita untuk membuat lebaran menjadi "lebih sederhana" dan mengurangi kerepotan dalam persiapannya. Maka, kini semakin lumrah kita dapati banyak hal yang "serba instan" saat perayaan lebaran.

Di keluarga kami kebiasaan membuat kue dan jajanan untuk lebaran sudah lama ditinggalkan. Ketupat atau lontong tidak lagi dibuat di dapur sendiri. Cukup memesannya dari pedagang pembuat ketupat dan lontong siap santap yang bersedia menghantar ke rumah sehari menjelang lebaran. 

Hidangan ayam goreng juga didatangkan dari warung ayam goreng langganan yang selalu siap memenuhi permintaan sampai hari raya tiba.

Dalam hal suguhan minuman juga tak jauh beda. Sejak beberapa tahun terakhir di rumah tersedia beberapa kardus minuman dalam kemasan gelas plastik. Jenisnya tidak hanya air mineral, tapi juga minuman teh. 

Sudah semakin jarang terlihat teko-teko besar berisi air sirup dan teh yang dulu serng disiapkan untuk menjamu tamu. Saat tamu berdatangan minuman dari teko besar itu dituang sedikit demi sedikit ke dalam gelas-gelas.

Sekarang pekerjaan demikian telah digantikan oleh minuman-minuman kemasan "siap tusuk". Banyaknya relasi keluarga membuat tamu yang berkunjung ke rumah saat lebaran juga tidak sedikit dan berlangsung selama berhari-hari. 

Masih ditambah tetangga, saudara maupun kerabat. Bahkan, lebaran tahun ini saudara dari Probolinggo, Malang, Lampung, serta Samarinda berkumpul dan menginap semalam di rumah. Maka demi kepraktisan dan mengurangi kerepotan di dapur, minuman kemasan "siap tusuk" menjadi penting keberadaannya.

Kebutuhan akan minuman dalam kemasan ini memang bukan hal baru. Sejak lama minuman dalam kemasan telah menggeser cara menyuguhkan minuman dengan menuangkannya dalam gelas. Pada acara-acara di kampung seperti hajatan dan pengajian pun kesibukan menuang minuman ke dalam gelas sudah semakin jarang dilakukan. 

Namun, keberadaan minuman dalam kemasan "siap tusuk" menjadi semakin dilematis saat perayaan besar seperti lebaran. Di satu sisi kepraktisannya bisa meringankan tugas di dapur. Akan tetapi di sisi lain perlakuan kita terhadap minuman kemasan menimbulkan persoalan yang tidak sepele.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun