Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Es Gosrok Pak Sutar, "Obat" untuk Rindu dan Haus di Yogyakarta

25 Februari 2019   14:27 Diperbarui: 25 Februari 2019   21:05 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Es Gosrok Jadul (dokumentasi pribadi)

Kuliner jadul mendapatkan kembali tempatnya akhir-akhir ini. Menyeruak di tengah tren jajanan modern dan kekinian, cita rasa tempo dulu tetap dicari dan disukai.

Barangkali karena kerinduan itu sesuatu yang tak ternilai bagi manusia dan juga kebutuhan akan romantisme masa lalu sehingga satu demi satu jajanan jadul "hidup kembali". Sepotong potret itu bisa dijumpai di Jalan Abu Bakar Ali, Kotabaru, Gondokusuman, Yogyakarta. 

Di sebuah tenda sederhana Pak Sutar membawa kembali Es Gosrok, minuman jadul yang pernah "dimiliki" oleh orang-orang yang menjalani masa dewasanya sebelum tahun 2000-an. 

"Mereka yang besar tahun 90-an pasti tahu es ini", katanya pada suatu hari menggambarkan seperti apa jadulnya minuman yang dijajakannya. Dulu ia pun termasuk penggemarnya sebelum kemudian memutuskan berjualan Es Gosrok sejak 2014.

Obat Rindu
Es Gosrok sudah jarang dijumpai sekarang. Sedikit penjualnya biasanya berjualan secara keliling di pinggiran kota atau kampung-kampung. "Setahu saya di sini (Kota Yogyakarta) hanya saya yang membuka warung tenda", kata Pak Sutar.

Sejak awal pria 40 tahun ini memang memilih berjualan secara menetap di satu tempat dengan menyediakan tenda serta meja kursi plastik. Hal itu dilakukannya agar pembeli lebih nyaman menikmati Es Gosrok. 

"Es ini kan sebenarnya lebih mantep diminum langsung daripada dibawa pulang", tambahnya. Meskipun demikian ia menyediakan kemasan berupa gelas plastik untuk pembeli yang ingin membungkus atau membawa pulang Es Gosrok.

Pak Sutar penjual Es Gosrok Jadul di Kotabaru, Yogyakarta (dokumentasi pribadi).
Pak Sutar penjual Es Gosrok Jadul di Kotabaru, Yogyakarta (dokumentasi pribadi).
Buka setiap hari pukul 10.00-16.00 WIB, banyak pembeli Es Gosrok yang dijual Pas Sutar adalah orang tua."Orang-orang tua masih suka minum es ini, katanya tombo kangen (obat rindu)", terangnya.

Namun, kini banyak pula anak muda dan anak sekolah yang menyukai Es Gosrok. Kalau sedang ramai, es jadul buatannya itu pun habis sebelum pukul empat sore.

Sederhana
Tentu saja Es Gosrok ini menyegarkan dan ampuh untuk mengobati dahaga, apalagi saat cuaca terik. Kemudian yang memikat rasa adalah perpaduan manis dan asam dari bahan utama untuk membuatnya, yaitu tape singkong.

Pak Sutar dengan gerobak es yang juga jadul (dokumnetasi pribadi).
Pak Sutar dengan gerobak es yang juga jadul (dokumnetasi pribadi).
Pak Sutar mengaku menghabiskan 6-7 kg tape singkong per hari. Jumlah sebanyak itu bisa menghasilkan 100 gelas Es Gosrok. Selain tape singkong, bahan lainnya untuk membuat Es Gosrok adalah santan kelapa segar dan es batu yang diserut atau digosrok. Es ini berwarna putih pekat.

Bukan hanya bahan-bahannya yang sederhana, cara membuatnya pun ternyata sangat sederhana. Tape singkong yang dihaluskan dicampur dengan serutan es. Selanjutnya ditambah santan kelapa. "Jumlah santannya menyesuaikan saja. Kalau esnya sudah lebih mencair saya tambah lagi santan sedikit", kata Pak Sutar.

Campuran Es Gosrok tersebut kemudian ditampung dalam wadah berukuran besar. Pak Sutar tinggal menuangkannya sedikit demi sedikit ke dalam gelas ketika ada pembeli.

Es Gosrok Jadul berbahan utama tape singkong (dok. pri).
Es Gosrok Jadul berbahan utama tape singkong (dok. pri).
Seperti saya katakan di awal, Es Gosrok ala zaman dulu ini memiliki rasa yang unik. Dalam setiap tegukannya kita akan mendapatkan rasa manis beradu dengan sedikit masam khas tape. Benar-benar sensasi segar yang "menyenangkan" di lidah.

Pak Sutar tidak menambahkan sirup sebagai pemanis sehingga apabila kita ingin rasa masamnya berkurang, cukup menuangkan sedikit air putih atau menunggu sebentar sampai banyak esnya mencair di dalam gelas.

Adat dengan Roti
Sudah empat kali saya mampir ke tempat Pak Sutar. Kegemaran saya pada minuman ini yang pertama-tama karena keunikan di balik cita rasa jadulnya. 

Ada semacam "adat" yang wajib dituruti saat meminum Es Gosrok di tempat Pak Supar ini. Kepada setiap pembeli yang memesannya, Pak Sutar sekaligus juga memberikan satu bungkus roti.

Roti jadi pendamping wajib Es Gosrok Jadul (dokumentasi pribadi).
Roti jadi pendamping wajib Es Gosrok Jadul (dokumentasi pribadi).
Rupanya itulah pendamping yang dianjurkan dan akhirnya menjadi semacam keharusan saat meminum Es Gosrok. Cara menikmatinya tergantung selera. Rotinya bisa dimasukkan seluruhnya ke dalam gelas es. Bisa juga "dicocol" sedikit demi sedikit ke dalam es. Saya lebih suka cara yang kedua karena rasanya mengasyikkan mengunyah sepotong roti dengan "toping" Es Gosrok di atasnya.

Dulu Pak Sutar menyediakan roti tawar dan roti isi coklat sebagai pilihan. Namun, akhir-akhir ini hanya ada roti isi coklat.

Tempat Pas Sutar berjualan Es Gosrok Jadul (dokumentasi pribadi).
Tempat Pas Sutar berjualan Es Gosrok Jadul (dokumentasi pribadi).
Jika sedang melintas di kawasan Kotabaru, Kota Yogyakarta, sempatkan diri mampir ke tempat Pak Sutar. Tenda tempatnya berjualan berada di tepi jalan, di sisi barat lapangan Kridosono. Sebuah spanduk kuning bertuliskan "Es Gosrok Jadul Kotabaru" jadi penandanya.

Cukup mengeluarkan uang Rp 5.500 untuk setiap gelasnya, sudah termasuk sebungkus roti. Harga yang lumayan murah untuk meneguk segarnya Es Gosrok Jadul sembari mencoba mengingat ulang masa lalu sekalian memutar KAHITNA-Setahun Kemarin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun