Kuliner jadul mendapatkan kembali tempatnya akhir-akhir ini. Menyeruak di tengah tren jajanan modern dan kekinian, cita rasa tempo dulu tetap dicari dan disukai.
Barangkali karena kerinduan itu sesuatu yang tak ternilai bagi manusia dan juga kebutuhan akan romantisme masa lalu sehingga satu demi satu jajanan jadul "hidup kembali". Sepotong potret itu bisa dijumpai di Jalan Abu Bakar Ali, Kotabaru, Gondokusuman, Yogyakarta.Â
Di sebuah tenda sederhana Pak Sutar membawa kembali Es Gosrok, minuman jadul yang pernah "dimiliki" oleh orang-orang yang menjalani masa dewasanya sebelum tahun 2000-an.Â
"Mereka yang besar tahun 90-an pasti tahu es ini", katanya pada suatu hari menggambarkan seperti apa jadulnya minuman yang dijajakannya. Dulu ia pun termasuk penggemarnya sebelum kemudian memutuskan berjualan Es Gosrok sejak 2014.
Obat Rindu
Es Gosrok sudah jarang dijumpai sekarang. Sedikit penjualnya biasanya berjualan secara keliling di pinggiran kota atau kampung-kampung. "Setahu saya di sini (Kota Yogyakarta) hanya saya yang membuka warung tenda", kata Pak Sutar.
Sejak awal pria 40 tahun ini memang memilih berjualan secara menetap di satu tempat dengan menyediakan tenda serta meja kursi plastik. Hal itu dilakukannya agar pembeli lebih nyaman menikmati Es Gosrok.Â
"Es ini kan sebenarnya lebih mantep diminum langsung daripada dibawa pulang", tambahnya. Meskipun demikian ia menyediakan kemasan berupa gelas plastik untuk pembeli yang ingin membungkus atau membawa pulang Es Gosrok.
Namun, kini banyak pula anak muda dan anak sekolah yang menyukai Es Gosrok. Kalau sedang ramai, es jadul buatannya itu pun habis sebelum pukul empat sore.
Sederhana
Tentu saja Es Gosrok ini menyegarkan dan ampuh untuk mengobati dahaga, apalagi saat cuaca terik. Kemudian yang memikat rasa adalah perpaduan manis dan asam dari bahan utama untuk membuatnya, yaitu tape singkong.