Pembawaannya tenang dan kalem. Sambil duduk tangannya terus membuka halaman-halaman buku yang sedang dibacanya. Pandangan matanya menyapu setiap halaman buku dengan arah dari atas ke bawah.
Avindra Salma Mayciska menarik perhatian saya pada Festival Literasi Gramedia 2017 (Literasi Jogja Istimewa) yang diselenggarakan di Kota Yogyakarta pada Minggu (20/8/2017) pagi. Caranya membaca buku tidak seperti kebanyakan orang. Dalam sekejap ia bisa berpindah halaman demi halaman. Matanya seperti alat pemindai kalimat yang bekerja cepat merekam informasi.
Mayciska memang memiliki kemampuan istimewa dalam hal membaca. Dalam waktu 10 menit ia mampu melahap hingga 100 halaman buku dan menangkap isinya.Â
Karena ingin membuktikan secara lebih jelas, saya menginterupsinya saat sedang asyik membaca. Saya menyodorkan buku lain milik saya sendiri dengan anggapan Mayciska belum pernah membacanya. Kepadanya saya juga meminta untuk menceritakan isi buku tersebut.
Pelajar yang saat ini duduk di kelas 8 MTS Ummul Quro, Sleman, DIY itu menerima tantangan saya. Ia meletakkan bukunya dan meraih buku yang saya berikan. Judulnya "Melawat ke Timur, Menyusuri Semenanjung Raja-raja".
Mayciska langsung melahap buku tersebut. Dari halaman pertama hingga seterusnya ia menunjukkan kemampuannya membaca dengan cepat. Bacaannya beralih dari satu halaman ke halaman lain dalam waktu yang relatif singkat.
Hal lain yang juga menarik adalah caranya menuntaskan setiap halaman buku, yaitu dengan mengarahkan pandangan dari atas ke bawah. Telapak tangannya pun ikut bergerak mengusap setiap halaman buku seolah mengikuti pandangan matanya.Â
Tak ada ketegangan pada wajahnya. Ia  terlihat biasa saja selagi tangan dan matanya bekerja dengan cepat. Mayciska melakukan semua itu secara konsisten hingga halaman terakhir. Ketika mengulang lagi membaca buku tersebut, ia masih memperlihatkan kebiasaan yang sama.
Tak berapa lama kemudian Mayciska memberi isyarat bahwa ia sudah selesai membaca buku milik saya yang jumlah halamannya mencapai 180. Saya lalu mempersilakan ia menceritakan isinya sebagai bukti bahwa kecepatannya dalam membaca buku berbanding dengan kemampuannya menangkap isinya.
Dengan percaya diri Mayciska pun bercerita. Ia menyebutkan latar belakang penulis buku tersebut. Meski tidak terlalu panjang, tapi ia mampu meringkas isi utama buku yang baru dibacanya. Mulai perjalanan penulis hingga beberapa yang tertuang dalam buku.
Mayciska belajar membaca cepat sejak setahun terakhir. Dengan dorongan dari orang tua, ia yang awalnya tidak suka membaca, mulai mencoba belajar membaca secara efektif agar bisa menguasai dan menghafal buku-buku pelajaran sekolahnya.