Untuk mendistribusikan energi Pertamina mengoperasikan sekitar 200 kapal berbagai ukuran yang 66 di antaranya adalah kapal milik Pertamina dan sisanya disewa. Dalam setahun kapal-kapal tersebut bisa melakukan 17.000 perjalanan atau 45 perjalanan dalam sehari. Jadi bisa dibayangkan betapa intensifnya upaya dan investasi yang dilakukan Pertamina demi memastikan kelangsungan distribusi energi di Indonesia.
Pertamina Gas 2 adalah salah satu elemen pertama dan utama dalam rantai distribusi LPG di Indonesia. Gas bahan baku LPG yang diimpor oleh Indonesia diterima dan ditampung di kapal ini. Pertamina Gas 2 dilengkapi infrastruktur pengolahan gas LPG yang canggih. Dari kapal ini, gas akan diteruskan melalui kapal-kapal lain yang berukuran lebih kecil dan kemudian akan dihantarkan menuju terminal di darat untuk dimasukkan ke dalam tabung-tabung LPG siap pakai.
Perjuangan mendistribusikan energi juga dilakukan oleh para sopir truk tangki BBM yang beroperasi hingga tengah malam. Para sopir tersebut selain harus memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik, juga dituntut bekerja dengan standar keamanan dan keselamatan yang tinggi. Oleh karena itu pula Pertamina selama ini memberikan pelatihan dan pengawasan kepada sopir truk tangki BBM. Di setiap truk tangki BBM terpasang GPS dan alarm pengingat kedisplinan sopir yang akan memberikan tanda jika terjadi pelanggaran seperti melaju di luar batas kecepatan. Di sisi lain Pertamina menyediakan fasilitas tempat beristirahat yang nyaman untuk menjaga kesehatan dan kebugaran para sopir tersebut.
Meskipun banyak upaya yang telah dilakukan untuk mendistribusikan energi, Pertamina tetap dituntut untuk terus melakukan terobosan mengingat kebutuhan energi yang semakin besar. Salah satu yang diharapkan adalah menambah jumlah SPBU terutama di luar Jawa. Pertamina bisa memaksimalkan keberadaan KUD atau BUMDes sebagai mitra untuk membangun SPBU kecil di daerah-daerah.
Meremajakan atau menambah jumlah kapal pengangkut minyak dan gas juga perlu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas distribusi. Selain itu, Pertamina juga diharapkan segera meningkatkan realiasasi pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) karena akan sangat berguna untuk memperkuat stok energi di masa mendatang. Ke depan pemanfaatan EBT dapat diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan daerah yang terdekat dengan sumber energi tersebut.
***
Energi seperti Bahan Bakar Minyak dan Gas, adalah syarat mutlak bagi sebuah bangsa untuk membangun sekaligus menjadi kebutuhan penting masyarakat agar bisa menjalankan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kemampuan mendistribusikan energi secara merata juga menjadi syarat mutlak yang harus dilakukan. Meski tidak mudah dan penuh resiko, namun ikhtiar terus dilakukan oleh Pertamina.
Kita berharap “Jihad Energi” tersebut akan terus mendatangkan manfaat dan kemudahan bagi masyarakat. Jika energi dapat terpenuhi dan terjangkau, maka biaya logistik serta harga kebutuhan sehari-hari tak akan melambung tinggi. Perekenomian rakyat pun akan semakin bergairah. Pada akhirnya semua perjuangan dan pengorbanan tak kenal lelah untuk mewujudkan pemerataan energi akan mempercepat kemajuan di seluruh pelosok negeri. Semoga.