Sebenarnya saya agak bingung menentukan judul untuk tulisan ini. Tapi ini sangat kebetulan bertepatan dengan Hari Blogger Nasional yang jatuh pada 27 Oktober. Saya bahkan sempat tersenyum saat mengalami kejadian ini pagi tadi.
Saat Kompasianival kemarin, saya dan Mas Isjet, asisten manajer Kompasiana sempat menyinggung penggunaan konten tanpa izin. Obrolan singkat itu berlangsung di mushola SMESCO. Intinya tentang bagaimana kita merespons jika ada karya blog kita digunakan oleh pihak lain tanpa izin, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Kebetulan saya beberapa kali mengalaminya dan yang paling hangat adalah pengambilan konten oleh NET TV dari tulisan saya di Kompasiana beberapa waktu lalu. Masalah ini telah selesai secara baik dan detailnya sudah pernah saya uraikan di Kompasiana. Cerita ini pun bukan tentang NET TV meski saya baru saja mengalami lagi kejadian kurang mengenakan terkait konten.
Hari ini, 27 Oktober 2016, sehabis sholat Subuh saya membuka Twitter melalui HP. Tanpa sengaja menemukan sebuah artikel di timeline yang dibagikan oleh Good News From Indonesia @GNFI. Alangkah terkejutnya karena tulisan itu identik dengan artikel saya di Kompasiana yang bisa dibaca di sini.
Saya lalu memutuskan membuka dan membaca isinya lebih lanjut melalui laptop untuk menelaah secara teliti tulisan di GNFI tersebut. Tak ada pencantuman sumber asli karya tersebut. Bahkan, seolah-olah dihasilkan sendiri oleh Editor in Chief GNFI karena namanya ada di bawah tulisan sebagai nama penulis.
Tak berapa lama teguran dan keberatan saya direspons. Melalui Twitter-nya, Editor in Chief GNFI menyampaikan maaf. Email saya juga dibalas dan secara resmi mereka mengakui kesalahan serta melakukan koreksi atas materi keberatan saya, yaitu sumber tulisan. Disusul pernyataan maaf akun Twitter resmi GNFI kepada saya menjelang siang tadi. Kini di akhir tulisan tersebut GNFI telah mencantumkan Kompasiana.com sebagai sumbernya. Saya menghargai dan senang atas respon positif GNFI. Masalah pun selesai.
Lalu apa maksud “blogger punya daya” pada judul tulisan ini? Begini, berdasarkan sedikit pengalaman saya dengan masalah plagiasi atas tulisan saya yang melibatkan TV, website lembaga pemerintah daerah, dan lain sebagainya, saya merasa menemukan daya. Memang di dunia blog ini saya masih ingusan dan tergolong blogger by accident yang nggak sengaja punya blog. Akan tetapi, di luar sana sepertinya blogger tidak lagi dianggap remeh, termasuk oleh institusi atau media yang lebih besar. Sudah banyak kok yang membuktikan daya melawan pelanggaran karya seperti ini.
Jadi, jika ada karyanya yang dilanggar, entah diplagiasi, disalin sebagian, dicuri, dan merasa perlu menyampaikan keberatan, blogger sebenarnya cukup mampu membela haknya. Jangan segan mengajukan protes.
Itulah kejadian yang saya alami hari ini bertepatan dengan Hari Blogger Nasional. Semoga ceritanya bermanfaat.