Langit sedikit mendung saat saya menginjakkan kaki di Pantai Kertasari untuk pertama kalinya pada Sabtu (20/2/2016) itu. Pantai Kertasari berada di Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Keindahan pantai ini langsung terpampang nyata tanpa harus menyusuri garis pantainya yang panjang. Selain langit biru dan awan yang berserakan, pasir putihnya juga lembut sehingga langkah kaki di atasnya terasa nyaman. Sekejap saya telah terpikat oleh Pantai Kertasari meski sebenarnya saya bukan penggemar berat pantai.
Pantai Kertasari memang indah. Air lautnya tenang dan gelombang yang menuju tepian juga tidak terlalu kuat karena Pantai Kertasari berada di zona perairan intertidal yang merupakan batas daerah pasang. Zona ini akan tenggelam saat pasang tertinggi dan tidak tergenangi air laut saat pasang terendah. Oleh karena itu pula, Pantai Kertasari menjadi ladang yang subur bagi rumput laut. Barisan petak tempat budi daya rumput laut terlihat di bibir pantai.
![Pantai Kertasari yang indah dengan perairan yang tenang dan pasir putih yang halus (dok. pri).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/05/25/dsc08019-5745650b2023bdbd06548e71.jpg?t=o&v=770)
![Sebuah menara rendah di Pantai Kertasari (dok. pri).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/05/25/dsc08099-57456539729373dc129ce535.jpg?t=o&v=770)
Para petani rumput laut di Kertasari umumnya memiliki gubug sederhana di tepi pantai. Dindingnya terbuat serta atapnya terbuat dari anyaman bambu dan ilalang. Sementara lantainya berupa pasir pantai yang sering. Di gubug inilahpetani rumput laut tinggal sementara saat musim tanam dan panen.
![Ladang rumput laut di Pantai Kertasari (dok. pri).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/05/25/dsc08092-5745656d2023bdb406548e74.jpg?t=o&v=770)
![Rumput laut yang baru dipanen (dok. pri).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/05/25/img-20160220-145240-57456591729373a7139ce513.jpg?t=o&v=770)
Saat panen rumput laut tiba, Ruslih dan istrinya yang bernama Sumiati banyak menghabiskan waktu di gubugnya di tepi pantai. Mereka pun berbagi peran. Ruslih bertugas memanen rumput laut dari ladang dan membawanya ke tepi pantai. Bersama sang istri, ia lalu memisahkan rumput laut dari sampah dan “lumut” yang tak diinginkan. Lumut yang dimaksud sebenarnya termasuk jenis rumput lain yang tidak dibudidayakan oleh para petani.
![Ruslih sedang mengumpulkan rumput laut yang telah dikeringkan (dok. pri).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/05/25/img-20160220-142536-574565c672937301139ce525.jpg?t=o&v=770)
Setelah kering rumput laut kembali dibersihkan dan dipilah. Pekerjaan ini banyak dilakukan oleh istrinya di dalam gubug. Selanjutnya rumput laut kering yang telah dipilah dimasukkan ke dalam karung untuk disimpan dan siap dijual melalui pengumpul.
![Istri Ruslih membantu memilah rumput laut kering (dok. pri).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/05/25/dsc08064-574565f9f67a61f806197072.jpg?t=o&v=770)
![Ruslih mengeringkan rumput laut di dekat gubugnya di Pantai Kertasari (dok. pri).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/05/25/dsc08056-57456636f37a61ee071f8fa2.jpg?t=o&v=770)
Meskipun demikian Ruslih tetap menaruh harapan. Ia tak menyerah dan terus menanam rumput laut di Pantai Kertasari karena itulah yang telah menghidupi ia dan keluarganya selama ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI