[caption caption="Ribuan pedagang pasar tradisional melakukan kirab pada Minggu (4/10/2015) menyambut HUT ke-259 Kota Yogyakarta yang akan jatuh pada 7 Oktober."][/caption]
Kota Yogyakarta akan memperingati hari jadinya yang ke-259 tahun pada 7 Oktober 2015 mendatang. Sejumlah acara dan kegiatan pun diselenggarakan untuk memeriahkan peringatan tersebut. Setelah pada Sabtu (3 Oktober), digelar “Maestro Rindu Jogja” yang melibatkan 300 pelukis, kini giliran pedagang pasar tradisional yang turun ke jalanan pada Minggu sore, 4 Oktober 2015.
Ribuan pedagang tradisional yang tergabung dalam sejumlah paguyuban menyelenggarakan kirab yang dimulai dari Pasar Beringharjo di Malioboro, melalui titik Nol Kilometer hingga ke Ngasem. Mereka berasal dari sejumlah pasar di Kota Yogyakarta, seperti Pasar Beringharjo (Barat, Tengah, dan Timur), Pasar Ngasem, Pasar Demangan, Pasar Kranggan, Pasar Gondokusuman, Pasar Terbang, Pasar Kotagede, Pasar Giwangan, Pasar Patuk, Pasar Satwa dan Tumbuhan Yogyakarta (PASTY), dan lain-lain.
[caption caption="Suasana kirab pedagang pasar tradisional dengan iringan bregada atau prajurit rakyat melintas di depan Istana Negara Gedung Agung Malioboro."]
[caption caption="Kelompok pedagang pasar Ngasem."]
[caption caption="Pedagang pasar tradisional mengenakan kostum ala pemain wayang orang."]
Kirab yang dimulai pukul 15.30 WIB ini dibuka dengan iring-iringan andong dan bregada atau prajurit rakyat. Menyusul di belakangnya ribuan pedagang pasar berbaris menurut paguyuban dan pasar tempat mereka berjualan.
Para pedagang pasar yang didominasi kaum ibu-ibu mengikuti kirab dengan menyuguhkan berbagai aksi menarik. Banyak di antara mereka yang mengenakan pakaian tradisional seperti batik, kebaya dan lurik. Tak sedikit yang menggunakan kostum dan riasan unik, seperti kostum wayang orang dan kostum ala karnaval penuh warna. Para pedagang juga memainkan beberapa mainan tradisional dari bambu yang biasa dijual di sepanjang Malioboro.
[caption caption="Gunungan sayuran."]
[caption caption="Pedagang Pasar Beringharjo membawa gunungan yang berisi aneka barang kerajinan yang biasa mereka jual."]
Aneka barang dagangan yang biasa ditemui di pasar tradisional turut dihadirkan dalam kirab. Jajanan tradisional, jamu, sayur-sayuran, hasil bumi, hingga benda kerajinan tangan dibawa para peserta kirab dalam bentuk gunungan yang unik. Ada juga yang ditempatkan di wadah-wadah seperti tampah atau digendong dengan pengikat jarik. Tak hanya membawa aneka barang dagangan sejumlah paguyuban pasar tradisional juga membawa poster-poster dan spanduk yang berisi ajakan untuk mengunjungi pasar tradisional.