Menyebut nama KAHITNA ingatan kita tak akan jauh-jauh lari tentang grup band jadul beranggota banyak dengan kekhasan memainkan syair suara “hiye hiye hiyee” serta tarian vokalisnya yang unik. Sebagian orang juga mengingat KAHITNA sebagai Yovie Widianto atau Hedi Yunus. Tapi mendengar nama KAHITNA banyak orang pasti akan dibawa mengingat berbagai kisah cinta. Cinta indah, cinta bahagia, cinta perih hingga cinta mendua.
Bicara nama KAHITNA tak ubahnya bicara cinta. KAHITNA memang grup band spesialis pembawa lagu-lagu cinta. Karya-karya mereka telah menjadi simbol dari kisah cinta banyak orang di Indonesia. Siapa yang tak tahu lagu Cantik, Andai Dia Tahu, Tak Sebebas Merpati, Takkan Terganti atau Cerita Cinta ?.
Kebersahajaan KAHITNA selama di panggung musik Indonesia yang kini sudah melewati masa 26 tahun patut dibanggakan bukan hanya oleh mereka namun juga oleh dunia musik Indonesia. KAHITNA masih sanggup hadir sebagai grup band yang konsisten mengusung warna musik sendiri. Dengan ciri khas nya, KAHITNA mampu mewarnai dan mengisi musik Indonesia apapun zamannya. Mereka dikenal sebagai pengusung musik pop yang oleh banyak orang disebut pop yang Indonesia banget.
KAHITNA adalah grup band beranggotakan 9 orang yakni Yovie Widianto, Hedi Yunus, Carlo Saba, Dody Isnaini, Budiana Nugraha, Bambang Purwono, Harry Suhardiman, Andrie Bayuadjie dan Mario Ginanjar. Selain nama-nama itu tercatat beberapa musisi yang pernah mengisi barisan KAHITNA seperti Rita Effendy, Rony Waluya, Netta K. Dewi dan Trie Utami yang semuanya pernah menjadi vokalis KAHITNA. Dibentuk di Bandung pada 24 Juni 1986 KAHITNA adalah potret idealisme bermusik Yovie Widianto. Bukan semata-semata karena sosok Yovie yang kuat sebagai leader KAHITNA, namun karena grup ini dibentuk usai grup lama Yovie yang menjadi embrio KAHITNA, yakni Coops & Rythm Section pecah karena perbedaan idealisme. Yovie kemudian memilih terus bertahan dengan membentuk KAHITNA.
Matang di panggung festival membuat KAHITNA menjadi band berkarakter kuat dan khas. Hingga kini ciri khas mereka pun tetap terjaga.
KAHITNA yang tak mau tunduk begitu saja pada selera pasar sanggup bertahan selama lebih dari dua dekade. Kontras dengan nasib malang yang menimpa sejumlah grup saat ini yang namanya cepat melambung namun hanya semusim saja mereka kemudian berlalu.
Dunia industri musik Indonesia memang menjadi sangat komersil dalam 1 dekade terakhir ini. Jauh sebelum boyband dan girlband menguasai panggung, musik Indonesia sempat dicemari oleh RBT yang memunculkan banyak artis dan grup baru bermodal teknik dan suara pas-pasan. Meski banyak pengamat sudah memperingatkan sisi negatifnya, namun RBT tetap menjadi magnet banyak grup untuk mendapatkan popularitasnya. Akhirnya industri RBT runtuh. Grup-grup band spesialis RBT pun ikut turun panggung, umur mereka begitu singkat sependek potongan RBT. Tapi KAHITNA ?. Sempat dinilai habis, meski mereka tak pernah kehabisan nafas bermusik, KAHITNA sukses mengibarkan benderanya ditengah arus mainstream musik Indonesia. Sejak awal tak menjadikan RBT sebagai andalan dalam berbagi karya, KAHITNA mencatatkan nama mereka sebagai grup spesialis konser lewat sejumlah konser dan show tunggal yang mereka jalani di banyak tempat di berbagai kota di seluruh Indonesia.
Kini di saat dunia musik Indonesia diserbu oleh kawanan boyband & girlband yang tumbuh prematur namun digemari, KAHITNA masih tegak berdiri. Mereka tak kehilangan panggung. Hal yang sama ketika beberapa tahun lalu panggung hiburan didominasi oleh banyak grup band pengusung genre musik melayu dengan sederet follower nya yang cenderung homogen, KAHITNA juga mantap dengan musik khas mereka sendiri. KAHITNA tak pernah kehilangan penggemar.
KAHITNA adalah band yang sangat adaptif yang cerdas menempatkan diri dan musiknya di tengah dinamika trend musik Indonesia. Dengan tidak meninggalkan kekhasannya, KAHITNA sanggup menyesuaikan diri dalam persaingan grup band di tanah air lewat karya-karya yang selalu berhasil menyentuh hati penggemar musik Indonesia.
KAHITNA dan karya-karyanya adalah esensi dari sebuah karya seni, bukan sensasi. Mereka telah membuktikan bahwa band-band berkarakter yang sanggup menjaga wibawa bermusiknya yang akan berhasil melewati “seleksi alam” di panggung musik Indonesia. Kualitas yang akan menentukan sukses tidaknya sebuah grup. Dan di saat penikmat musik Indonesia mulai merasa bosan dengan suguhan musik yang itu-itu saja, di saat mereka mulai merindukan musik yang bergizi, KAHITNA selalu bisa menghadirkannya.
Dunia musik Indonesia beruntung memiliki KAHITNA, GIGI, Sheila On 7, Java Jive, Kla Project, Padi dan lain sebagainya. Mereka adalah band-band berkarakter yang tak hanya memiliki nama besar namun juga turut memperkuat identitas pop Indonesia. Bukan hal yang kebetulan juga jika semua nama di atas adalah grup yang muncul di akhir tahun 80-an hingga awal 90-an, periode di mana musik Indonesia banyak melahirkan band-band berkarakter. Dan KAHITNA dengan segala pencapaiannya pantas ditempatkan sebagai yang terdepan di antara band-band tersebut.
Tapi kini ?. Dunia musik Indonesia boleh saja ramai dan penuh gairah. Namun demikian seperti pendapat banyak pengamat, musik Indonesia sesungguhnya berada dalam bahaya karena tidak sanggup lagi melahirkan band-band berkarakter kuat. Musik Indonesia bisa jadi akan kehilangan wibawa dan identitasnya karena serbuan budaya asing yang melahirkan banyak follower tanpa ciri khas.
KAHITNA, dari hati mereka berkarya, dengan nada mereka bercerita. Perjalanan panjang selama lebih dari 26 tahun menyuguhkan karya-karya besar, KAHITNA telah turut menjaga wibawa musik pop Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H