Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Konvoi Massa PDIP di Yogyakarta Ganggu Ketenangan Kampus

26 Maret 2014   02:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:29 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Model kampanye tradisional masih menjadi andalan utama partai dan simpatisan partai di Indonesia untuk unjuk kekuatan dan cari perhatian. Jelang pemilu, hampir semua partai menggelar kampanye dengan kemasan yang serupa. Panggung besar dengan kerumunan massa, penyanyi dangdut yang mengumbar goyangan, saweran para caleg, bagi-bagi kaus hingga bentuk kampanye utama yang seolah “wajib” digelar yakni konvoi massa. Seperti yang dilakukan oleh ratusan simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Sleman, Selasa (25/3/2014) dengan menggelar arak-arakan kendaraan berupa sepeda motor dan mobil.

Konvoi massa PDIP melintasi utara kampus UGM pada Selasa (25/3/2014).

Seperti yang lazim dijumpai di setiap konvoi massa di musim kampanye, para simpatisan PDIP juga tampil bak raja jalanan dengan seragam merah kebesarannya. Sayangnya aksi cari perhatian ini justru tak menarik simpati. Apalagi konvoi hari ini dilakukan dengan melintasi sejumlah jalan di sekitar kampus UGM. Tak ayal suara bising sepeda motor dan arak-arakan yang datang bergelombang sangat mengganggu kegiatan kampus.

Konvoi massa simpatisan PDIP mulai melintasi di beberapa ruas jalan di sekitar kampus UGM pada pukul 10.30 WIB dan terus berlangsung hingga pukul 16.00 WIB. Tak hanya membuat lalu lintas tersendat, aksi penunggang motor yang melambaikan bendera partai dengan bambu berukuran besar juga membuat banyak pengguna jalan termasuk warga kampus terpaksa menepi dan berhenti. Bisingnya knalpot dan klakson yang diumbar sangat menganggu suasana perkuliahan dan aktivitas penelitian di laboratorium.

Hari ini kampanye massa PDIP melintasi Jalan Teknika di antara kampus Biologi, Geografi dan Sekolah Pasca Sarjana UGM. Konvoi berlanjut ke selokan mataram tempat di utara kampus Kedokteran Hewan dan kampus Peternakan UGM. Arak-arakan massa juga melintas di utara Laboratorium LPPT UGM. Yang tak kalah mengganggu sejumlah massa juga

berhenti dan saling menunggu di sejumlah sudut strategis kampus seperti di simpang pintu masuk Fakultas Teknik UGM dan simpang bunderan Sekolah Pasca Sarjana. Tak ayal selain mengganggu lalu lintas, aktivitas massa juga menimbulkan rasa khawatir bagi pengguna jalan termasukwarga kampus. Hal ini juga menganggu citra kampus sebagai tempat yang netral dan steril dari aktivitas kampanye.

1395748869287247533
1395748869287247533

13957483212130578009
13957483212130578009

1395748428268852718
1395748428268852718

Arak-arakan kendaraan simpatisan PDIP melintasi utara gerbang utara Laboratorium LPPT UGM dan Kampus Kedokteran Hewan pada Selasa (25/3/2014). Selain mengganggu ketertiban dan keselamatan pengguna jalan, bunyi knalpot dan klakson yang sangat keras juga mengganggu suasana perkuliahan dan penelitian di kampus.

Konvoi massa PDIP siang hingga sore hari ini harus menjadi bahan evaluasi bagi KPUD, Panwaslu dan Kepolisian setempat. Pihak-pihak tersebut seharusnya mempertimbangkan rute kampanye dan titik kumpul massa agar tidak mengganggu aktivitas kampus. Konvoi massa tidak cukup hanya dikawal oleh satgas partai. Kepolisian wajib mengawal atau setidaknya berjaga di sepanjang rute yang dilalui massa. Kejadian ini juga menjadi masukan bagi satuan keamanan kampus (SKKK UGM) untuk selanjutnya menyiagakan personelnya agar berjaga-jaga mengantisipasi kerumunan massa di sejumlah titik persimpangan dan gerbang mengingat UGM dilintasi serta dikelilingi oleh sejumlah poros jalan raya.

Bagi partai politik Indonesia dan segenap simpatisannya sudah saatnya mereka belajar untuk mengekspresikan demokrasi yang menghargai. Selain cenderung mengabaikan peraturan berlalu lintas, para massa selama konvoi juga sering melakukan aksi yang membahayakan pengguna jalan. Jika tak mengubah cara berkampanyenya, aksi cari perhatian dengan menggelar konvoi sesuka hati di jalanan justru akan menimbulkan antipati. Apalagi di daerah kampus di mana para pemilih muda dan pemilih pemula berkumpul, jumlah pemilih muda nyaris separuh dari pemilih tahun ini. Jadi masih berniat konvoi melintasi kampus?. Bersiaplah menuai hukuman dari para pemilih muda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun