Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pasar Kanoman Cirebon, Istimewa tapi Pucat

7 April 2014   14:34 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:58 4028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Ayo mas sini dipotret, masukin koran ya, saya pilih ini!”. Ibu itu sangat bersemangat ketika saya mendekati tempatnya berjualan di tepian lorong pasar siang itu. Saya tertarik melihat sejumlah wadah besar berisi aneka ikan di hadapannya. Tapi yang terjadi saya tak menduga. Melihat kamera di tangan saya, ibu itu mungkin mengira saya pewarta media. Orang-orang di pasar memang hampir selalu bersemangat jika ada kamera mengarah ke mereka. Setidaknya saya sering menjumpai hal seperti itu di sejumlah pasar.

[caption id="attachment_302161" align="aligncenter" width="558" caption="Seorang penjual ikan menunggu pembeli di Pasar Kanoman, Cirebon pada Minggu, 30 Maret 2014 (dok. pribadi)."][/caption]

Namun yang membuat saya agak salah tingkah dengan beberapa orang lain di pasar siang itu adalah karena sang ibu tak hanya minta dipotret tapi juga setengah “berkampanye” sambil mengarahkan tangannya ke sebuah sticker di papan kayu lapaknya berjualan. Sticker bergambar lambang dan nomor urut sebuah partai dengan mantap ia tunjuk sambil tertawa mengucap nama partai tersebut. Dari balik jendela bidik saya tersenyum pura-pura memotret. Ya, untuk posenya bersama sticker partai idolanya tersebut sang Ibu mengira saya benar-benar mengambil gambarnya. Padahal saya baru menekan shutter setelah ia menurunkan tangannya dan secara alami tampil apa adanya layaknya pedagang pasar yang menanti pembeli mengantar rezeki.

Itulah hal menarik pertama yang saya dapati saat memasukiPasar Kanoman Cirebon, 29 Maret 2014 yang lalu. Tempat ini adalah salah satu pusat perekonomian sekaligus pasar tradisional paling ramai di Cirebon. Tak hanya menjadi landmark Kota Cirebon, Pasar Kanoman juga menjadi halaman muka bagi Keraton Kanoman. Bahkan pintu masuk berupa lorong yang membelah pasar ini menjadi dua bagian adalah akses utama menuju Keraton Kanoman.

[caption id="attachment_302162" align="aligncenter" width="540" caption="Fasad depan Pasar Kanoman dengan sebuah gapura besar melengkung di ujung gerbang masuk pasar (dok. pribadi)"]

13968270241343715192
13968270241343715192
[/caption]

Pasar Kanoman berjarak sekitar 3 km dari pusat kota Cirebon. Dari ujung Jalan Karanggetas dan Pasuketan, Pasar Kanoman berada di sudut kampung Pekalipan. Sejumlah pedagang kaki lima dan makanan yang memadati trotoar Jalan Pasuketan menjadi penanda kawasan Pasar Kanoman.

Sebelum berangkat ke Cirebon, pasar ini sudah saya tandai sebagai destinasi untuk dikunjungi. Saya ingin membuktikan bahwa keberadaan pasar gede selalu menjadi pengikat antara keraton dan masyarakatnya. Beberapa referensi yang saya baca menyebutkan pasar gede menjadi “tetenger” alias penanda sebuah keraton di Jawa. Pasar dalam kebudayaan keraton adalah perwujudan kemakmuran rakyat yang menjadi tanggung jawab raja atau sultan. Di Yogyakarta tetenger itu ada pada Pasar Beringharjo. Sementara di Surakarta ada Pasar Gedhe Hardjonegoro. Dan ternyata pasar gede penanda keraton juga dimiliki oleh Cirebon, yaitu Pasar Kanoman.

[caption id="attachment_302163" align="aligncenter" width="540" caption="Lorong penjual pakaian di trotoar menuju Pasar Kanoman (dok. pribadi)."]

13968272851691738403
13968272851691738403
[/caption]

[caption id="attachment_302164" align="aligncenter" width="535" caption="Kondisi semrawut dan macet di depan Pasar Kanoman. Padahal jalan tersebut juga menjadi akses satu-satunya menuju Keraton Kanoman (dok. pribadi)"]

13968275461807266882
13968275461807266882
[/caption]

Layaknya sebuah pasar gede bagian dari keraton, Pasar Kanoman juga memiliki keistimewaan tersendiri. Seperti yang saya sebutkan di awal, pintu masuk Pasar Kanoman yang membelah dua bagian pasar juga menjadi akses utama menuju Kraton Kanoman. Pasar Kanoman persis bersambungan dengan keraton. Hal ini cukup unik karena di Yogyakarta dan Surakarta pasar gedhe terpisah ratusan meter dari keraton.

Sayangnya kondisi lalu lintas di Pasar Kanoman sangat semrawut. Jalan di depan pasar nyaris kehilangan fungsinya karena digunakan sebagai akses kendaraan, tempat parkir sekaligus lapak pedagang kaki lima secara berbarengan. Di pagi hingga jelang tengah hari jalanan tersebut sangat sesak hingga untuk berjalan kaki saja saat itu saya harus memiringkan badan melewati celah di antara lapak PKL dan kendaraan baik yang terparkir maupun melaju. Kondisi ini ternyata sudah lama dikeluhkan wisatawan karena akhirnya ikut menenggelamkan keraton yang menjadi susah dijangkau kendaraan.

[caption id="attachment_302165" align="aligncenter" width="491" caption="Lorong di tengah Pasar Kanoman membelah dua bagian pasar. Lorong ini juga menjadi jalan masuk menuju Keraton Kanoman (dok. pribadi)."]

1396828134882721254
1396828134882721254
[/caption]

Keistimewaan berikutnya dari Pasar Kanoman adalah fasad bangunannya yang bergaya kolonial. Meski separuh bagian luar tertutup oleh lapak pedagang, namun bentuk dan rupa dinding pasar yang menjulang tinggi bercat putih masih nyata dijumpai. Sementara sebuah gapura besar melengkung menjadi mulut gerbang masuk pasar. Sayangnya kesan gagah dari bentuk luar itu tak dijumpai di bagian dalamnya yang semrawut dan gelap di beberapa bagian. Beberapa lapak pedagang mengambil ruang hingga ke jalan di pinggir lorong. Beberapa barang dagangan bahkan diletakkan di atas jalan.

Yang menarik lainnya adalah komoditas yang dijual oleh sejumlah pedagang. Selain menyediakan kebutuhan pokok layaknya pasar tradisional, yang mencolok dari Pasar Kanoman adalah para penjual ikan dan hasil laut lainnya. Bukan hal yang mengejutkan karena Pasar Kanoman tidak terlalu jauh dari pelabuhan.

[caption id="attachment_302166" align="aligncenter" width="523" caption="Aneka jenis udang dan seafood dijual di Pasar Kanoman (dok. pribadi)."]

13968283481194393587
13968283481194393587
[/caption]

[caption id="attachment_302167" align="aligncenter" width="540" caption="Lapak penjual ikan laut kering di Pasar Kanoman (dok. pribadi)."]

13968289221042958381
13968289221042958381
[/caption]

Penjual ikan, cumi dan udang banyak dijumpai di Pasar Kanoman. Aneka jenis udang dari yang berukuran besar, sedang hingga kecil dijajakan para penjual dalam wadah-wadah yang diletakkan berjajar. Demikian halnya dengan cumi-cumi meski jumlahnya tak sebanyak udang.

Di bagian lain sejumlah penjual ikan menjajakan aneka jenis ikan dalam kondisi segar. Namun ada juga yang menjual daging olahan seperti ikan asap dan pepes. Penggemar ikan asin juga bisa menemukan berbagai jenis ikan asin yang sudah dikeringkan untuk siap digoreng. Beruntung banyak penjual hasil laut berada di sisi pasar yang terbuka sehingga bau menyengat dari aneka ikan dan seafood tersebut tak terlalu menyengat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun