Selain memiliki ragam budaya dan bentang alam eksotik mulai dari pegunungan hingga jajaran pantai cantik, makanan enak dan unik juga berserakan di Yogyakarta. Tak hanya khas, makanan di Yogyakarta juga dikenal murah meski mengenai harga sebenarnya sangat relatif. Meskipun demikian tak dipungkiri berburu makanan enak adalah hal pertama yang ingin para wisatawan lakukan ketika tiba untuk berlibur di Yogyakarta.
[caption id="attachment_308516" align="aligncenter" width="608" caption="Sate Kere Malioboro dan Rujak Es Krim, dua sajian pembuka dari ragam kuliner enak di Yogyakarta."][/caption]
Namun beragamnya kuliner nikmat sering kali justru membuat orang bingung untuk memulai perburuan kenikmatan rasa Yogyakarta. Di sisi lain stigma bahwa Yogyakarta adalah Kota Gudeg membuat orang cenderung melewatkan begitu saja aneka sajian sederhana yang sebenarnya layak untuk dinikmati. Bagi yang sudah sering berkunjung kesan bahwa kuliner Yogyakarta “itu-itu saja” bisa jadi muncul karena hal di atas.
Ada beberapa kuliner yang layak dicicipi sebagai pemancing rasa sebelum menikmati makanan khas Yogyakarta seperti Gudeg, Bakmie Jawa atau Sate Klatak. Dengan kata lain berburu kuliner khas Yogyakarta dapat dimulai dari hidangan pembukanya yang sederhana, murah meriah namun tetap menggoyang lidah. Dua di antara “hidangan pembuka” tersebut adalah Sate Kere Malioborodan Rujak Es Krim Pakualaman.
[caption id="attachment_308517" align="aligncenter" width="540" caption="Pengunjung Malioboro membeli sate kere dari salah satu penjual di trotoar di depan Benteng Vredeburg Yogyakarta"]
Berbeda dengan sate kere yang biasanya terbuat dari olahan lemak jeroan atau ampas tahu, Sate Kere Malioboro adalah sate ayam yang disajikan dalam porsi minimalis, irisan dagingnya pun kecil sehingga lebih cocok disebut cemilan daripada makanan berat.
Ada puluhan penjual sate kere yang setiap hari berjajar memenuhi trotoar di depan Istana Negara Gedung Agung, Benteng Vredeburg hingga titik nol kilometer Yogyakarta. Semua penjualnya adalah wanita yang jika diperhatikan logatnya sebagian besar berasal dari Madura. Para penjual itu menarik perhatian pengunjung Malioboro dengan terus membakar sate hingga asap pembakarannya beterbangan memenuhi ruang udara di sepanjang trotoar. Mereka juga menawarkan jualannya dengan mengucap kalimat yang seragam “sate mari lima ribu pakai lontong”.Ya, harga Sate Kere Malioboro memang hanya Rp 5.000 rupiah berisi 4-5 tusuk sate dan beberapa iris lontong. Harga yang sangat murah sehingga akhirnya disebut “sate kere”.
[caption id="attachment_308518" align="aligncenter" width="350" caption="Sate yang sedang dibakar."]
[caption id="attachment_308519" align="aligncenter" width="540" caption="Sate kere selesai dibakar."]
[caption id="attachment_308520" align="aligncenter" width="342" caption="Seorang penjual sedang menyiapkan sate kere pesanan pembeli."]
Disajikan dalam pincuk kertas koran yang dilapisi kertas minyak, porsi kecil sate kere Malioboro bisa menjadi hidangan pembuka sebelum menikmati makanan khas Yogyakarta lainnya. Meski murah rasa sate kere tak mengecewakan. Tapi juga jangan berharap kecapan lidah yang spesial dari sate seharga Rp 5.000 ini. Namun percayalah apa pun yang dinikmati di Malioboro rasanya akan menjadi spesial. Banyak pengunjung Malioboro menjadikan sate kere sebagai teman beristirahat di jantung wisata Yogyakarta ini. Perlahan sate kere juga menjadi ikon kuliner Malioboro.
[caption id="attachment_308523" align="aligncenter" width="540" caption="Sate Kere Malioboro terdiri dari 5 tusuk sate ayam ukuran kecil yang disajikan dengan beberapa potongan lontong. Makanan seharga Rp 5.000 ini bisa menjadi cemilan pembuka sebelum menikmati makanan khas Yogyakarta lainnya"]
Seperti yang dilakukan oleh Arbain Rambey dalam tayangan klik Arbain di Kompas TV beberapa waktu lalu, mencicipi sate kere Malioboro bisa menjadi awal untuk memulai perburuan kenikmatan rasa Yogyakarta. Namun demikian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika ingin menikmati sate kere Malioboro. Pertama, berharaplah tidak ada razia Satpol PP di kawasan Malioboro karena para penjual sate kere iniadalah salah satu sasaran penertiban yang rutin digelar oleh petugas. Oleh karena itu jika terjadi penertiban para penjual sate ini akan berhamburan pergi. Sebaliknya jika suasana sedang “aman” kita akan menjumpai barisan penjual sate kere menjajah trotoar Malioboro. Kedua, saat memesan sate mintalah untuk kembali dibakar sebentar sembari menyebutkan harga yang diinginkan yakni Rp 5.000 sesuai yang mereka tawarkan di awal. Jika tidak jangan kaget jika tiba-tiba penjual menyodorkan 10 tusuk sate dengan irisan lontong agak banyak seharga Rp 10.000. Beberapa penjual Malioboro memang dikenal nakal mengelabui pembeli dan mereka sering berkilah pesanan sudah terlanjur dibuat sehingga pembeli akhirnya mau tak mau membayar lebih.
[caption id="attachment_308525" align="aligncenter" width="540" caption="Para penjula sate kere berjajar di sepanjang trotoar Malioboro di depan Benteng Vredeburg, Istana Negara sampai Titik Nol Km Yogyakarta."]
Usai mencicipi sate kere, hidangan pembuka selanjutnya tersaji750 meter di timur Malioboro, tepatnya di halaman alun-alun Kraton Puro Pakualaman, namanya Rujak Es Krim. Ada dua penjual rujak es krim yang paling tersohor di Yogyakarta dan keduanya berjualan di Puro Pakualaman.
[caption id="attachment_308527" align="aligncenter" width="540" caption="Rujak Es Krim Puro Pakualaman, sajian unik dan tak biasa yang wajib dicoba saat berburu kuliner di Yogyakarta"]
Rujak es krim adalah semangkuk rujak buah dengan toping es krim lembut yang dingin. Sepintas kombinasi ini tidak lazim karena rasa rujak dan es krim sangat bertolak belakang. Orang biasanya menikmati es untuk menetralisir sensasi rasa makanan panas atau pedas seperti rujak. Tapi kali ini keduanya justru digabungkan.
Rujak Es Krim Pakualaman cocok sebagai hidangan pembuka maupun penutup karena porsinya yang kecil dan harganya yang murah. Kita hanya perlu mengeluarkan Rp 4.000 untuk bisa menikmati hasil kawin paksa rujak dan es krim ini.
Semangkuk Rujak Es Krim Pakualaman berisi rujak yang terbuat dari potongan aneka buah seperti papaya muda, bengkuang, kedondong, nanas dan mangga muda. Bumbu sambalnya encer dengan cita rasa manis, asam dan pedas yang pas. Sementara es krim yang lembut dan lumer menambah sensasi dingin dan unik di lidah ketika menikmatinya. Dari segi rasa, rujak es krim bisa menjadi penggugah selera makan apalagi jika dinikmati di siang hari yang panas. Porsinya yang kecil seringkali cepat membuat orang ketagihan untuk memesannya lagi.
[caption id="attachment_308531" align="aligncenter" width="540" caption="Dengan gerobak kecil dan gentong es sederhana, seorang penjual sedang meracik rujak es krim pesanan pembeli di depan Puro Pakualaman Yogyakarta"]