[caption id="attachment_327245" align="aligncenter" width="630" caption="Pemotongan daging hewan kurban di depan mushola."][/caption]
Setelah beberapa tahun terakhir dirayakan serempak, tahun ini Idul Adha atau Hari Raya Kurban dirayakan dengan perbedaan hari. Organisasi Muhammadiyah menetapkan Idul Adha 1435 H bertepatan dengan 4 Oktober 2014. Sementara Pemerintah melalui Kementrian Agama menetapkan Idul Adha baru akan jatuh sehari setelahnya yakni 5 Oktober. Alhasil sebagian umat Islam Indonesia pun merayakan Idul Adha lebih dulu dari saudara-saudaranya.
Meskipun demikian perbedaan hari Idul Adha bukanlah masalah yang harus diributkan meski juga disayangkan. Masyarakat Islam Indonesia sudah terbiasa hidup dalam perbedaan bahkan antar mereka sendiri.
[caption id="attachment_327265" align="aligncenter" width="540" caption="Sebelum disembelih hewan kurban harus dipastikan dalam kondisi tenang dan cukup makanan."]
[caption id="attachment_327247" align="aligncenter" width="553" caption="Suasana penyembelihan kambing sesuai sholat Idul Adha di kebun milik warga di depan mushola."]
Sama halnya dengan Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha juga menjadi saat yang dinanti-nanti oleh umat Islam. Idula Adha adalah peringatan sekaligus momentum untuk mempertebal iman dan ketaatan beribadah. Idul Adha, meski dirayakan di hari yang berbeda tak mengurangi maknanya sebagai saat untuk memperkuat kembali silaturahmi dan semangat berbagi.
Idul Adha juga menjadi sarana untuk mengikat kembali kebersamaan. Hal itu sangat terasa ketika masyarakat bahu membahu menyembelih hewan kurban, memotong dan membagikan dagingnya bahkan ada yang kemudian dilajutkan dengan acara memasak dan santap siang bersama. Kebersamaan seperti ini akan terlihat jelas di masyarakat desa yang masih kental dengan kehidupan gotong royongnya.
Menyaksikan penyembelihan hewan kurban ala masyarakat desa adalah sebuah pengalaman yang mengesankan. Panitia cukup memberikan pengumuman lewat pengeras suara di mushola maka saat itu pula warga akan berdatangan. Mereka ada yang membawa pisau dapur, keranjang hingga minuman dan makanan kecil untuk mereka yang akan menyembelih hewan. Semuanya disiapkan bersam-sama. Panitia hanya mendirikan tenda dan menyiapkan terpal sebagai tempat pemotongan daging.
Jika di perkotaan hewan kurban dikumpulkan lalu disembelih di rumah pemotongan hewan atau oleh panitia khusus penyembelihan hewan kurban tanpa melibatkan banyak masyarakat sekitar, maka di desa atau kampung adalah hal yang biasa panitia penyembelihan hewan kurban dan masyarakat bersama-sama melakukan semuanya. Penyembelihan hewan kurban dan pemotongannya pun dilakukan di tempat terbuka sehingga bisa disaksikan oleh semua warga.
Di desa penyembelihan hewan kurban biasanya dikoordinir oleh pengurus mushola atau masjid dalam lingkup RT. Oleh karena di desa biasanya ada banyak mushola, maka penyembelihan hewan kurban pun akan dijumpai di banyak lokasi. Warga yang ingin berkurban mendaftarkan diri kepada panitia mushola beberapa hari sebelum Idul Adha. Hewan-hewan kurban itu kemudian akan dikumpulkan saat hari penyembelihan tiba.
[caption id="attachment_327255" align="aligncenter" width="614" caption="Anak-anak menyaksikan penyembelihan hewan kurban. Di desa hal ini sudah lazim terjadi setiap Idul Adha, menonton penyembelihan hewan kurban adalah satu hiburan dan media pendidikan bagi anak-anak. Tak ada kekhawatiran orang tua hal itu akan mendatangkan pengalaman buruk bagi anak-anak."]
Selesai sholat Idul Adha warga sudahberdatangan menuju lokasi penyembelihan hewan kurban. Tak hanya orang tua, anak-anak juga antusias untuk menontonnya. Di desa adalah hal yang biasa penyembelihan hewan kurban saat Idul Adha menjadi tontonan anak-anak. Orang tua mereka pun tak melarang. Oleh karena itu agak mengejutkan ketika di Jakarta ada yang berpendapat penyembelihan hewan kurban sebaiknya dijauhkan dari anak-anak sekolah karena dikhawatirkan memberi pengalaman yang kurang baik kepada sang anak. Padahal asalkan orang tua dan para pendidik telah berhasil memberikan pemahaman dan pendidikan yang baik pada anak-anak, kekhawatiran tersebut tidak sepantasnya menjadi alasan.
[caption id="attachment_327257" align="aligncenter" width="410" caption="Penyembelihan sapi di kebun depan mushola menjadi tontonan warga termasuk anak-anak."]
Di desa penyembelihan hewan kurban biasa dilakukan di lapangan sekolah atau di kebun kosong di dekat mushola. Tak perlu izin rumit karena orang desa akan dengan senang hati mengizinkan sebagian tanah atau halaman rumahnya untuk kegiatan gotong royong seperti penyembelihan hewan kurban.
Dipimpin oleh seorang ulama atau imam mushola, satu per satu hewan kurban disembelih. Menariknya tak ada ada insiden hewan kabur atau mengamuk sesaat disembelih. Beberapa orang ternyata memiliki kemampuan untuk menjinakkan hewan kurban. Mereka bukanlah pawang atau ahli binatang, namun sebagai orang desa yang biasa bergelut di sawah dengan kerbau dan sapi atau memelihara kambing, mereka memiliki kemampuan alami untuk memahami hewan-hewan tersebut.
[caption id="attachment_327261" align="aligncenter" width="553" caption="Tak butuh banyak orang untuk merebahkan seekor sapi. Beberapa orang di desa memiliki kemampuan alami untuk memahami karakter hewan dan membuatnya jinak."]
[caption id="attachment_327263" align="aligncenter" width="553" caption="Dua orang sedang mengikat seekor sapi sebelum disembelih."]
[caption id="attachment_327264" align="aligncenter" width="553" caption="Sejumlah warga memegangi badan dan kaki sapi ketika sedang disembelih."]
Seekor sapi hitam berbadan besar pun dengan mudah dibuat menurut untuk bersimpuh di atas tanah. Sapi itu berbaring patuh seolah tahu akan menjadi hewan kurban. Sejumlah orang segera mengeliling sapi tersebut untuk memegangi kaki dan badannya karena meski sudah jinak bukan tidak mungkin ketika disembelih sapi itu akan bereaksi terhadap rasa sakitnya.
Penyembelihan hewan kurban pun berjalan penuh kekeluargaan. Suasana guyup khas orang desa begitu terasa. Sambil memotong daging mereka sesekali mengeluarkan celetukan yang mengundang tawa.
[caption id="attachment_327259" align="aligncenter" width="553" caption="Enam ekor kambing yang sudah disembelih siap untuk dipotong dagingnya."]
[caption id="attachment_327260" align="aligncenter" width="553" caption="Seorang warga desa membantu menguliti dan memotong daging hewan kurban."]
Sapi dan kambing yang sudah disembelih kemudian dipindahkan dari kebun penyembelihan ke tempat pemotongan daging di sebelahnya. Tugas pun beralih kepada para pemotong daging. Dengan cekatan mereka bergotong royong mengikat dan menggantung hewan-hewan kurban di atas tiang. Tak butuh waktu lama untuk menguliti satu hewan kurban. Satu orang dengan sebuah pisau yang tajam bisa seorang diri menguliti hewan kurban hanya dalam beberapa menit. Selanjutnya daging-daging hewan kurban itu pun dipotong.
Banyak orang desa yang meski mereka bukan tukang daging atau ahli anatomi hewan namun mengertidengan baik teknik memotong daging. Mereka memahami arah mengiris daging yang benar termasuk menentukan bagian mana dulu yang harus dipotong. Setelah dipotong menjadi bagian-bagian yang besar, daing kemudian dipotong lebih kecil dan ditimbang untuk dimasukkan ke dalam kantung-kantung plastik.
[caption id="attachment_327251" align="aligncenter" width="553" caption="Membakar sate kambing adalahi salah satu hal yang dinanti saat Hari Raya Idul Adha."]